"Di kampungku, aku tidak punya banyak masalah karena kebutaanku. Tapi ketika aku pergi ke sekitar rumah, gerakanku sangat terbatas. Terus saat aku tidak bersama siapapun dan tidak bisa melihat, beberapa orang mencoba untuk mengambil untung dari kesempatan itu," ungkap Goud, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak punya ilmu mengenai judo sebelumnya, Goud termotivasi oleh para instrukturnya. Mereka adalah orang-orang yang khusus dilatih untuk mengajarkan judo pada wanita yang mengalami gangguan pengelihatan, menggunakan sentuhan fisik dan suara, misalnya tepukan dan juga instruksi yang jelas dan mudah dipahami.
Kepercayaan diri Goud meningkat dan ia semakin menikmati perubahan hidupnya lewat judo. Semakin menggelutinya, Goud berhasil menjadi juara nasional pada lomba judo tuna netra di 2017 dan menyabet medali perunggu pada International Blind Sports Federation di Uzbekistan tahun 2017 juga.
Ia juga menjadi salah satu juru bicara bagi program tersebut. Dan beberapa judoka (atlet judo) junior telah ia didik dan beberapa bahkan telah berkompetisi pada lomba olahraga internasional.
Jayashree Kumar, program manager pada area Madhya Pradesh untuk Sightsavers menyebut ada ketimpangan pada didikan orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas. Sehingga menyebabkan banyak anak-anak mereka tidak percaya diri dan tidak tahu bagaimana cara melindungi diri sendiri karena ditanamkan pemikiran 'aku orang buta dan aku tidak bisa apa-apa'.
"Kami memulai (program) beladiri dan judo karena para wanita penyandang disabilitas yang tinggal di area ini terlihat sangat ketakutan akan berhadapan dengan penyiksaan dan serangan jika mereka bepergian sendiri keluar rumah. Sangat berbahaya bagi wanita tuna netra di India, merupakan situasi yang rentan dan ingin kami kurangi," pungkasnya.
Tonton juga video: 'Pelari Tunanetra Ini Sukses Maraton dengan Bantuan Aplikasi Khusus'
(frp/Christantio Utama)











































