Seorang pria berusia 29 tahun dari Australia contohnya dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Reports mengalami kasus kulit terbakar matahari saat jalan-jalan tengah malam. Ketika itu ia sedang mendaki gunung menikmati pemandangan alam di Greenland sambil minum air limun.
Dua hari kemudian sang pria terkejut ketika menemukan tangannya melepuh dengan warna keunguan. Makin lama lepuhan semakin parah terisi oleh nanah, perih, dan gatal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlihat sangat parah hampir mirip kulit zombie yang sudah membusuk," kata sang pria.
Apa yang terjadi menurut dr Luit Penninga dari Ilulissat Hospital ini adalah contoh kasus phytophotodermatitis. Phyto artinya tanaman, photo artinya cahaya, dan dermatitis artinya inflamasi kulit.
Kondisi phytophotodermatitis terjadi ketika senyawa yang sensitif terhadap cahaya menempel di kulit seseorang lalu bereaksi terhadap sinar ultraviolet matahari. Dalam kasus ini senyawa sensitif cahaya tersebut diduga psoralen yang bisa ditemukan di buah limun dan terkena tangan sang pria.
"Kalau tangan kamu atau kulit bagian tubuh lain terkena cairan limun, lalu kamu pergi terpapar sinar matahari akan terjadi reaksi kimia. Ujung-ujungnya kulit bisa rusak parah dan terjadi lepuhan," kata dr Luit seperti dikutip dari Live Science, Rabu (14/11/2018).
Kondisi sang pria diperparah karena kondisi unik Greenland yang terletak di bagian bawah Kutub Utara, matahari musim panas bisa bersinar sepanjang hari meski sudah malam.
"Matahari di sini bisa bersinar 24 jam saat musim panas, di bagian utara Lingkaran Arktik. Sementara di musim dingin sepanjang hari gelap selama beberapa bulan," kata dr Luit.
Dilaporkan butuh dua bulan agar tangan sang pria bisa pulih total dari lepuhan.











































