"Hal itu membuatku menangis tersedu-sedu. Dan aku berpikir bahwa hal-hal kecil yang bisa mempengaruhinya seumur hidup, dia harus mengingat bahwa 'Oh aku mengidap kanker, jadi aku nggak bisa melakukan ini atau aku nggak bisa melakukan itu. Kurasa suamiku bahkan tak percaya bocah dua tahun bisa kena kanker ovarium," kata Meagan, yang bekerja sebagai seorang guru di Georgia, dikutip dari Fox News.
Kanker ovarium yang diidap Kenni, sapaannya, merupakan hasil dari tumor sel germinal yang terjadi hanya sekitar 3 persen pada kanker yang menyerang anak-anak. Belum diketahui mengapa hal ini bisa terjadi, namun kemungkinan besar penyebabnya adalah gangguan keturunan.
Kenni harus menjalani operasi pengangkatan tumor sekaligus ovarium atau indung telur kanannya dan lima senti usus kecilnya. Kemudian ia mengikuti empat sesi kemoterapi dengan dosis rendah agar tidak berdampak pada indung telur satunya dan masih memiliki kesuburan dan 'masa depan' yang baik.
Meagan terus membagikan update tentang kemajuan Kenni di laman Facebook berjudul 'Fight with Kenni', di mana ia juga menerima saran dan tips untuk hal-hal yang sebelumnya sangat asing baginya. Ia juga berharap kisah kenni dapat mendorong para orang tua yang masih takut untuk mendapatkan diagnosis atau bertanya lebih jauh ke dokter.
"Kalaupun hanya membantu satu orang saja, itu sudah sangat cukup," pungkasnya.