Tiga tahun yang lalu, Ryan yang bekerja sebagai seorang ahli teknisi komputer (IT) dari rumah menghabiskan waktu berjam-jam duduk, tak memerhatikan apa yang ia makan. Ia juga seorang perokok berat selama 25 tahun dan tak pernah berolahraga sama sekalli.
"Mengingat zaman dulu rasanya seperti bom waktu. Tiap hari aku tak pernah sarapan dan saat makan siang aku lapar sekali, aku hanya ngemil roti lapis sosis dan empat atau lima kantong keripik kentang," ujarnya, seperti dikutip dari Mirror.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu hari ketika ia sedang mengecat lorong di rumahnya, ia merasakan rasa nyeri yang datang dari bahu ke bahu lainnya. Saat itu Ryan tak pernah terpikirkan soal serangan jantung, ia hanya berpikir ototnya sakit. Akan tetapi akhirnya ia mencoba menelpon nomor gawat darurat dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Aku sedang mengobrol saat berjalan (menuju ke rumah sakit), selanjutnya aku dikelilingi petugas medis, salah satunya bertanya apakah ia bisa memotong kemejaku. Mereka menjelaskan bahwa jantungku sempat berhenti berdetak saat di jalan dan mereka kehilanganku selama tiga menit. Mendengarnya seakan aku dihujani berton-ton batu bata," kisahnya.
Dokter harus memasangkan ring di jantungnya. Sejak saat itu dunianya langsung berjungkir balik, ia segera berganti ke makanan sehat dan pergi ke gym. Awalnya ia mengaku hanya bisa berolahraga selama 15 menit, namun ia merasa kecanduan.
Kini bobotnya telah menurun hingga 80 kilogram dengan lingkar pinggang 60 cm. Ia telah mencapai body goals yang sehat, dan bahkan kini telah menjadi pelatih kebugaran serta membuat situs kebugaran bernama Bodies Made Online.
"Aku tak pernah mendorong orang untuk olahraga berlebihan, karena 70 persen perubahanku datang dari makanan. Namun aku merasa seperti inilah jalanku, aku tak pernah merasa sebahagia ini," tandasnya.











































