Sejak didiagnosis sindrom itu sejak 2014 lalu, Karen selalu diperingatkan bahwa ia selalu dalam bahaya kelumpuhan atau kematian mendadak. Karena sindromnya mencakup 13 kelainan jaringan ikat genetik.
"Saya bisa memenggal kepala sendiri. Rasanya seperti semangka diseimbangkan pada batang koktail, saya berisiko mati setiap hari," kata Karen dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Karen harus mengenakan penyangga leher permanen karena tengkoraknya seperti bisa terlepas ke belakang, ke depan, atau ke samping ketika ia menggerakkan kepalanya.
Suaminya, Andy (53) mengatakan bahwa Karen dulunya adalah seorang wanita atletis, pekerja keras, dan bersemangat. Namun semuanya berubah ketika ia mengidap sindrom tersebut.
"Dia memiliki banyak dislokasi di pinggul, lutut, bahu, dan lain-lain, bahkan tulang rusuknya. Ini juga menyebabkan masalah dengan otot dan sistem pencernaannya, dan dia selalu kesakitan," ungkap Andy.
Meskipun begitu, Karen selalu tersenyum untuk keluarga dan teman-teman yang selalu menyemangatinya setiap hari.
(wdw/fds)











































