Alat KB yang dimaksud adalah Intrauterine device atau IUD, merupakan alat kontrasepsi yang biasa digunakan wanita untuk mencegah kehamilan. Akan tetapi IUD harus dimasukkan oleh petugas medis profesional.
IUD juga berbeda dengan pegas besi biasa, dan tentu saja, pegas tersebut tak menghentikan wanita tersebut hamil hingga keempat kalinya. Pegas tersebut terdeteksi saat ia datang ke dokter, meminta untuk diaborsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sedang lima bulan hamil dan datang untuk menanyai soal prosedur aborsi. Saat pengecekan, kami menemukan adanya pegas yang tersangkut di antara vagina dan rahimnya, dan pegas itu sudah terselubungi oleh jaringan vaginanya. Ia mengira memasukkan pegas ke dalam tubuhnya bisa mencegah dirinya hamil lagi," kata Dr Fu Junhong, ginekolog yang menanganinya, dikutip dari The Sun.
Pegas tersebut ditemukan sepanjang 5 cm dan diangkat melalui operasi darurat. Karena cukup sulit mengangkatnya, akhirnya dokter memotong-motong pegas tersebut menggunakan tang, dan menariknya satu persatu.
Dokter menegaskan bahwa hal tersebut berbahaya, tidak berbasis ilmiah dan sangat tidak higienis. Wanita yang tak mau disebut namanya tersebut mengaku menemukan pegas itu di lantai tempat kerjanya, ia mengambil dan mencucinya, lalu memasukkannya ke dalam vagina, sekitar setengah tahun yang lalu.
"Untungnya, ia tak mengalami kerusakan ataupun infeksi jaringan, jika tidak dia bisa menderita," kata Dr Fu, dan menyarankan untuk sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom atau pil KB.
(frp/wdw)











































