Awalnya Dikira Sakit Perut Biasa, Balita Ini Rupanya Idap Tumor Langka

ADVERTISEMENT

Awalnya Dikira Sakit Perut Biasa, Balita Ini Rupanya Idap Tumor Langka

Celine Kurnia - detikHealth
Minggu, 12 Mar 2023 07:00 WIB
Close up and soft focus of hands of small child leaning against glass in window with snowflakes on winter day. Concept of child loneliness, sadness, waiting for parents.
Awalnya Dikira Sakit Perut Biasa, Balita Ini Rupanya Idap Tumor Langka (Foto: Getty Images/iStockphoto/Olga Kurdyukova)
Jakarta -

Seorang balita Inggris bernama Orla Tuckwell mengidap tumor otak jenis langka yang diyakini dokter sebagai satu-satunya kasus di Eropa. Ia baru berusia 21 bulan ketika didiagnosis penyakit bernama medulloblastoma.

Balita itu mengalami muntah selama berminggu-minggu menjelang diagnosisnya, tetapi awalnya dokter menganggap sebagai masalah pencernaan. Setelah detak jantung dan tekanan darahnya berubah drastis, dokter menyadari sesuatu yang lebih serius. Hasil biopsi menyatakan Orla mengidap tumor otak.

"Sungguh memilukan melihat Orla begitu sakit, berjuang terus-menerus. Melihat tanpa daya saat anak Anda kesakitan dan diberi morfin ekstra untuk menghentikan teriakannya atau diberikan bahan kimia beracun akan menghantui saya dan Adam (ayah Orla) selama sisa hidup kami," cerita ibunya, Naomi (37), dikutip dari New York Post.

"Ini terlalu berat untuk diatasi oleh anak berusia 2 tahun. Seharusnya Orla bermain dan belajar, bukan kriopreservasi ovarium karena semua kemoterapi membuatnya mandul," lanjut Naomi.

Dokter berhasil mengangkat tumornya di Rumah Sakit Great Ormond Street dengan hasil biopsi yang mengejutkan. Orla memiliki varian mutan langka yang disebut amplifikasi MYCN yang membuat tumor lebih mungkin menyebar dan cenderung tidak merespons pengobatan.

Naomi mengatakan para dokter tidak dapat menemukan satu kasus lain yang mirip dengan Orla sehingga diagnosisnya menjadi kasus langka di Eropa.

Setelah 4 kali operasi dan kemoterapi, Orla tampaknya kehabisan jalur pengobatan. Ia terlalu muda untuk radioterapi. Orang tuanya telah mengumpulkan uang untuk pilihan pengobatan alternatif. Keluarga mengatakan jika Orla tidak membutuhkan perawatan tambahan, uang itu akan digunakan untuk rehabilitasinya setelah kehilangan kemampuan bicara, mendengar, dan bergerak.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT