Seorang remaja berusia 19 di West Virginia, Amerika Serikat (AS) mengalami paru-paru kolaps sebanyak empat kali. Kondisi tersebut diakibatkan oleh kebiasaan menggunakan rokok elektrik atau vape selama enam tahun lamanya.
Mulanya, remaja yang bernama Draven Hatfield tersebut mencoba vape karena ikut-ikutan tren ketika usianya 13 tahun. Dari sana, ia tidak bisa menghentikan kebiasaannya karena kecanduan.
Sampai akhirnya, Hatfield mengalami sakit dada dan kram di sisi tubuhnya pada Oktober 2021. Saat itu, Hatfield langsung dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil pemeriksaan, ia didiagnosis mengalami paru-paru kolaps. Kondisi ini terjadi ketika udara terperangkap di antara paru-paru dan dinding dada.
"Dokter mengatakan bahwa vape mengembangkan gelembung udara di paru-paru saya, dan mereka (gelembung udara) akan pecah dan akan mengeluarkan udara, dan itu akan menyebabkan paru-paru saya kolaps," ujar Hatfield, dikutip dari NY Post, Kamis (4/5/2023).
Belum Kapok
Meskipun ia terhubung dengan tabung dada yang menyakitkan selama seminggu, rupanya kejadian tersebut tidak membuatnya jera. Sepulangnya dari rumah sakit, Hatfield kembali menjalani aktivitasnya dan menggunakan vape.
Ia bahkan tidak mengaitkan antara kebiasaan nge-vape dengan paru-paru kolaps yang dialaminya. Seminggu kemudian, ia kembali merasakan kondisi tersebut untuk yang keempat kalinya.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit semuanya terlihat baik, dan ketika saya sampai di sana mereka harus melakukan operasi pada saya. Itu termasuk menempelkan dinding tulang rusuk saya. Ada proses perlekatan kimiawi. Mereka mengikis gelembung udara dari paru-paru saya," kenangnya.
Berhenti Nge-vape setelah Operasi
Kini, Hatfield telah pulih dari operasi. Namun, ia merasakan efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh vape.
Hatfield mengaku masih merasakan sakit di bagian dada di samping paru-parunya yang kolaps. Efek lain yang ia rasakan yaitu sering mengalami masalah pada punggung bagian bawah.
"Kadang-kadang saya terluka sangat parah, dan saya takut. Saya merasa paru-paru saya akan kolaps lagi, tetapi kemudian saya menyadari itu hanya rasa sakitnya," kata Hatfield.
Remaja tersebut mengaku telah berhenti nge-vape untuk selamanya. Saat ini, ia berusaha untuk menyebarkan kesadaran terkait bahaya vape.
"Saya tidak akan pernah menyentuh vape atau rokok lagi," kata Hatfield.
"Saya sangat yakin bahwa vaping telah menyebabkan kerusakan, spesialis dan dokter paru saya juga yakin akan hal itu," pungkasnya.
(hnu/hnu)











































