Pada Januari kemarin, Amanda Lenza (32) mengalami rasa sakit di kepalanya yang menjalar dari belakang kepala hingga ke depan wajahnya selama lima hari. Saat dia menonton kartun bersama putrinya, Lenza merasakan bahwa tubuhnya mengalami hilang keseimbangan dan penglihatan yang kabur serta berbayang.
Ketika Lenza merasakan bahwa dirinya tidak bisa menggerakan tangan kiri dan wajahnya yang semakin lemas di sisi kiri, ia langsung mengirim pesan kepada suaminya. Saat itu, dia harus berjuang untuk tegak dan berbicara dengan jelas meskipun mulutnya sudah sulit untuk berbicara.
"Saya tidak bisa berbicara sama sekali," katanya dikutip dari Today.com, Senin (22/5/2023).
"Saya tidak bisa menggerakkan sisi tubuh saya sama sekali. Saya mulai kesulitan bernapas," imbuh Lenza.
Setelah suaminya tiba di rumah, Lenza langsung dilarikan ke ruang gawat darurat. Setelahnya, dokter melakukan CT scan dan memberikan obat untuk memecahkan gumpalan darah yang menyumbat di arteri vertebralisnya, dua arteri tersebut mengalir melalui bagian belakang leher ke otak.
Sayangnya, hal tersebut tidak membantu ibu satu anak ini. Lenza diterbangkan ke kampus utama Cleveland Clinic melalui helikopter. Saat itu, Lenza masih menyadari akan lingkungan sekitarnya, tetapi dirinya tidak dapat bergerak sama sekali.
"Saya hanya ingin tahu bagaimana jika saya membuatnya, berapa banyak fungsi tubuh saya yang akan saya dapatkan kembali? Akankah saya bisa berbicara lagi? Apakah saya akan bisa merawat balita saya?" ungkap Lenza.
Setelah dipindahkan ke Cleveland Clinic, dokter membawanya untuk menjalani operasi dengan menempatkan stent di arteri vertebralisnya tetapi hanya bisa membuka satu arteri. Lenza mengatakan bahwa arteri kirinya masih tersumbat sepenuhnya.
"Ini rusak permanen," terang Leza lebih lanjut.
"Mereka memasukkan tiga stent ke dalam arteri vertebralis kanan saya," sambugnya.
Simak Video "Video: Neurolog Ungkap Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Stroke"
(vyp/vyp)