Kronologi Wanita Baru Menikah Langsung Menjanda, Suami Meninggal Alami Bekuan Darah

Kronologi Wanita Baru Menikah Langsung Menjanda, Suami Meninggal Alami Bekuan Darah

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 26 Jun 2023 17:01 WIB
Kronologi Wanita Baru Menikah Langsung Menjanda, Suami Meninggal Alami Bekuan Darah
Seorang wanita mendadak menjanda sejam setelah menikah. (Foto ilustrasi: ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Seorang wanita di Omaha, Amerika Serikat, kehilangan suaminya kurang dari satu jam setelah mengucap janji pernikahan. Kondisi itu membuat wanita bernama Johnnie Mae Davis mendadak menjanda.

Kejadian bermula saat Johnnie Mae dan suaminya, Toraze, menyelesaikan upacara pernikahannya pada Senin (19/6/2023). Kemudian, mereka berjalan keluar dari Gereja Baptis Ebenezer untuk foto bersama.

Toraze Mendadak Jatuh

Namun, pukul 16.35 waktu setempat, hanya satu jam setelah upacara dimulai, Toraze (48) mendadak jatuh dan jantungnya berhenti berdetak. Hal itu disampaikan oleh teman Johnnie Mae, Jewel Roberson.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Toraze menderita kejadian medis yang tidak dapat bertahan," ungkapnya yang dikutip dari People, Senin (26/6/2023).

"Itu terjadi dalam hitungan detik," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Imbas kejadian tersebut, Johnnie Mae mendadak menjanda. Para kerabat dan teman yang hadir di pernikahannya, Johnnie Mae merasa sangat terpuruk dan menderita.

"Dia sudah menjanda dan menikah dalam rentang waktu 10 menit. Johnnie Mae sangat menderita dan dia adalah orang yang sangat penyayang," jelas Roberson.

Kondisi yang Dialami Toraze

Diketahui, Toraze menderita pembekuan darah yang fatal. Roberson mengungkapkan kejadian itu sangat cepat dan membuat banyak orang terkejut.

Dikutip dari Mayo Clinic, bekuan darah merupakan massa semi-padat sel darah dan zat lain yang terbentuk di pembuluh darah. Gumpalan darah tersebut berfungsi melindungi pendarahan terjadi terlalu banyak, saat terluka atau operasi.

Namun, jika seseorang mengalami pembekuan atau gumpalan darah karena alasan lain, misalnya kondisi medis tertentu. Saat kondisi itu terjadi, pembekuan darah bisa menyebabkan gejala dan bisa mengancam jiwa.

Bekuan darah di salah satu pembuluh darah besar, biasanya terletak di kaki atau lengan yang disebut trombosis vena dalam atau DVT. Ketika gumpalan darah seperti ini terbentuk, sebagian atau seluruhnya dapat menghalangi aliran darah melalui vena.

Jika DVT tidak diobati, DVT dapat bergerak atau putus dan menyebar ke paru-paru. Dikutip dari CDC, bekuan darah di paru-paru disebut emboli paru atau PE, dan dapat menyebabkan kematian dan memerlukan perhatian medis segera.

Adapun beberapa kondisi yang bisa memicu gumpalan darah, yakni:

  • Sindrom antifosfolipid
  • Arteriosklerosis / aterosklerosis
  • Obat-obatan tertentu, seperti kontrasepsi oral dan obat terapi hormon
  • COVID-19
  • Trombosis vena dalam (DVT)
  • Faktor V Leiden
  • Riwayat keluarga penggumpalan darah
  • Aritmia jantung (masalah irama jantung)
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Kegemukan
  • Penyakit arteri perifer (PAD)
  • Polisitemia vera
  • Kehamilan
  • Duduk atau tirah baring dalam waktu lama
  • Emboli paru, bekuan darah di arteri di paru-paru.
  • Merokok
  • Stroke
  • Operasi
Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait