Pria Muda Kena Stroke di Usia 28 Ngaku Sering Pusing, Begini Penyebabnya

Pria Muda Kena Stroke di Usia 28 Ngaku Sering Pusing, Begini Penyebabnya

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 24 Jul 2023 09:34 WIB
Pria Muda Kena Stroke di Usia 28 Ngaku Sering Pusing, Begini Penyebabnya
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/peterschreiber.media)
Jakarta -

Seorang pria di AS mengalami stroke di usia 28 tahun. Ia menceritakan bagaimana dirinya bisa terkena stroke di usia yang masih muda.

Pria bernama Stephen Vidman itu awalnya tengah menelepon ibunya di tempat kerja. Beberapa saat kemudian ia merasa pusing. Vidman mengira gejala itu mungkin merupakan efek samping dari obat yang diminumnya.

Namun, saat Vidman mencoba untuk berbicara, ia kesulitan mengeluarkan kata-kata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Saya) akhirnya mencoba untuk melepaskannya, dan saya jatuh," ucap Vidman kepada TODAY.com.

Beberapa siswa yang juga bekerja di tempat yang sama dengan Vidman langsung menolongnya hingga salah satunya ada yang meminta tolong kepada profesornya, dr Em harrington, seorang ahli saraf yang bekerja di dekat kantor mereka.

ADVERTISEMENT

dr Harrington dengan cepat langsung memeriksa dan mengevaluasi kondisi Vidman. Awalnya, ia mengira Vidman mungkin mengalami kejadian sinkop, seperti penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.

Namun setelah memberikan sejumlah pertanyaan kepada Vidman, dr Harrington curiga bahwa pria berusia 28 tahun itu mengalami stroke lantaran tak bisa menjawab pertanyaan. Ia hanya berbicara cadel dan bergumam.

"Dia melihat sekeliling, bertingkah seperti sedang mencoba mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa," lanjut dr Harrington.

"Saya melihat wajahnya. Aku menyuruhnya mengangkat wajah dan alisnya. Itu adalah kelemahan wajah sepenuhnya," katanya lagi.

Dibawa ke RS Pakai Kursi Roda Kantor

Salah satu siswa yang menolong Vidman sempat menelpon ambulan untuk meminta bantuan. Namun, dr Harrington mengatakan hal tersebut hanya membuang-buang waktu lantaran stroke perlu ditangani dengan cepat.

Mereka akhirnya membuat rencana lain dan membawa Vidman menggunakan kursi roda kantor ke departemen darurat di rumah sakit dengan perawatan stroke yang berada di seberang kantor.

"Saya tahu dia mengalami stroke besar berdasarkan presentasinya. Waktu, baginya, sangat penting, dan saya tidak ingin menunggu," ucap dr Harrington.

Dilakukan Trombektomi

Sesampai di departemen darurat, dokter langsung melakukan trombektomi atau prosedur untuk menghilangkan gumpalan yang menyumbat pembuluh darah pemicu stroke.

Dokter menduga bahwa Vidman mengalami stroke dikarenakan pernah mengalami kecelakaan 10 tahun lalu yang membuat aortanya pecah. Pada saat itu Vidman berusia 18 tahun dan ditabrak oleh seorang pengemudi truk derek flatbed yang mengemudi dengan kecepatan lebih dari 70 km per jam.

"Saya ingat saat mendarat, dan saya benar-benar berdiri setelah tertabrak, yang membuat saya tercengang," sambungnya lagi.

Lebih lanjut, dokter pun memperbaiki aorta Vidman yang ditranseksi dengan cangkok jaringan sapi untuk menyambung kembali potongan-potongan itu. Sejak itu, Vidman menggunakan beta blocker untuk mengurangi tekanan pada aortanya.

"Dokter menduga area yang melemah di mana aortanya diperbaiki memungkinkan gumpalan tumbuh perlahan selama bertahun-tahun, dan itu putus sehingga menyebabkan stroke," kata Vidman.




(suc/vyp)

Berita Terkait