Wanita 20 Tahun Kena Stroke, Gejala Awalnya Sakit Kepala dan Nyeri Leher-Bahu

Wanita 20 Tahun Kena Stroke, Gejala Awalnya Sakit Kepala dan Nyeri Leher-Bahu

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 01 Agu 2023 14:00 WIB
Wanita 20 Tahun Kena Stroke, Gejala Awalnya Sakit Kepala dan Nyeri Leher-Bahu
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff
Jakarta -

Seorang wanita mengeluhkan sakit kepala yang ternyata berujung stroke di usia 20 tahun. Wanita bernama Esmae Hodgetts itu tak menyadari bahwa gejala yang dialaminya menyebabkan kondisi yang sangat fatal.

Tak hanya sakit kepala, ia juga merasakan sengatan kecil yang muncul di bahu dan lehernya, tepat seminggu sebelum stroke terjadi. Namun, Esmae tidak pernah mengetahui penyebabnya.

Esmae mengaku dirinya sehat dan bugar. Tapi, ia tidak pernah menyangka jika penyakit yang dianggap lebih sering dialami pada orang yang lebih tua, bisa terjadi pada dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu (stroke) bisa terjadi pada anak muda," kata perawat gigi dari Chesterfield itu, dikutip dari Daily Mail, Selasa (1/8/2023).

"Aku hanya kurang beruntung," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Esmae mengungkap gejala yang dirasakannya saat itu. Ia mengalami sakit kepala pada akhir tahun 2022, tepat pada malam tahun baru. Kondisi itu membuatnya pingsan.

"Itu sangat intens rasanya seperti sakit menusuk di kepala saya dan menjalar ke leher saya," ungkap dia.

Namun, Esmae pergi ke klinik pada keesokan harinya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gejala yang dialaminya itu menandakan penyakit serius. Sebelum pingsan, ia merasakan sakit yang hebat di leher dan bahunya.

Esmae tidak mengetahui penyebab dari kondisinya itu. Dokter juga tidak menyadari bahwa wanita itu terkena stroke selama hampir dua hari, karena kurangnya gejala yang jelas.

"Bahkan tim stroke terkejut ketika hasil MRI kembali mengungkapkan saya terkena stroke," ujar Esmae.

Dia tidak mengalami efek samping panjang yang serius pasca stroke. Penglihatan, koordinasi tubuhnya, hingga ucapannya tidak menunjukkan adanya pengaruh dari kondisinya itu.

Saat ini, Esmae sudah bisa terlepas dari obat pengencer darah yang diresepkannya setelah diagnosisnya. Namun, dia masih mengalami vertigo dan merasa ketakutan jika stroke itu bisa terjadi lagi.

"Saya tidak bisa melakukan apa yang biasa saya lakukan lagi, saya tidak bisa keluar dan minum dengan teman-teman saya lagi, saya tidak bisa makan yang tidak sehat, dan saya harus membuat beberapa perubahan," katanya.

Meski sebelumnya Esmae hanya minum alkohol sesekali, ia kini mengubah total pola hidupnya. Salah satunya merombak program dietnya.

"Saya makan jauh lebih sehat, dan saya tidak minum sama sekali karena saya bahkan tidak ingin mengambil risiko merasa pusing dan itu membuat saya cemas karena sekarang, saya takut melakukan apapun, tidak ada alasan untuk itu. akan terjadi," pungkasnya.

NEXT: Menyoal Gejala yang Dialami

Menyoal Gejala yang Dialami

Dikutip dari Harvard Medical School, meski biasanya tidak berbahaya, nyeri di leher bisa menandakan adanya robekan di salah satu arteri yang mensuplai otak. Itu juga dapat menyebabkan nyeri bahu dan mirip seperti migrain.

Kondisi itu dikenal secara medis sebagai diseksi arteri servikal. Itu merupakan salah satu penyebab terbesar stroke pada usia di bawah 50 tahun.

Kondisi itu terjadi saat terjadi robekan pada lapisan arteri karotis atau vertebra, pasangan yang memasok otak, menyebabkan darah bocor di antara lapisan dinding arteri. Nantinya, itu akan membentuk gumpalan.

"Konsekuensinya, bekuan itu mungkin benar-benar menghalangi aliran darah melalui arteri atau putus dan bersarang di arteri di otak," tulisnya.

"Jika salah satunya terjadi, akibatnya adalah stroke."

Diseksi arteri serviks biasanya disebabkan oleh cedera benturan tinggi, seperti tabrakan mobil. Tapi itu bisa, dalam keadaan yang sangat jarang, juga dipicu oleh bersin, batuk, dan muntah.

Halaman 2 dari 2
(sao/kna)

Berita Terkait