Graham Murray asal Levenshulme, Inggris, terkejut setelah didiagnosis mengalami gagal ginjal. Kondisi itu membuatnya harus bertahan hidup dengan melakukan cuci darah.
Pria 27 tahun itu mengaku sering mengalami sakit kepala. Dikiranya, hanya sakit kepala biasa seperti dialami oleh banyak orang. Akan tetapi, gejala yang dikeluhkan semakin lama semakin parah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Ia mengalami pembengkakan di pergelangan kaki, sesak napas, hingga kesulitan untuk bergerak. Merasa kondisinya hanya penyakit ringan, ia memilih untuk mengabaikannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menunda mengunjungi dokter, karena saya pikir itu akan hilang," ungka Graham yang dikutip dari Express UK, Kamis (3/8/2023).
"Ketika saya diberitahu betapa seriusnya kondisi saya, itu adalah kejutan besar," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, Graham harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Ia diharuskan melakukan dialisis ginjal atau cuci darah.
Itu dilakukan dengan memasangkan kateter dan mengandalkan mesin semalaman untuk menyaring cairan dari darahnya. Ia sempat bergantung pada alat itu untuk bisa bertahan hidup.
Kehidupannya menjadi kacau dan sangat terbatas. Selain harus rutin cuci darah, pergerakannya juga terbatas karena tabung yang dipasang di perutnya.
Setelah dua tahun menjalani cuci darah, Graham akhirnya melakukan transplantasi ginjal pada September 2021. Ia mendapatkan donor ginjal dari ibunya sendiri.
Hingga saat ini, Graham masih bergantung pada obat imunosupresi. Obat itu harus dikonsumsi agar ginjal hasil transplantasi itu bisa tetap sehat dan bekerja dengan baik.
"Dia (ibunya) benar-benar ingin menjadi orang yang menyumbang (ginjalnya), dan itu juga sulit baginya. Ibuku harus melalui banyak hal dan operasi yang sulit," pungkasnya.
(sao/suc)











































