Kasus Kenneth Pinyan, seorang pria asal Amerika Serikat, kembali mencuri perhatian warganet beberapa waktu lalu. Pinyan adalah seorang insinyur Boeing yang tewas pada 2005 setelah melakukan seks anal dengan seekor kuda.
Pinyan didiagnosis mengidap zoofilia, kondisi saat seseorang memiliki ketertarikan seksual terhadap hewan bukan manusia. Tapi, apakah kondisi ini benar-benar bisa mendorong seseorang untuk melakukan hubungan intim dengan hewan?
Dikutip dari Inside Hook, zoofilia merujuk kepada orang yang memiliki hasrat atau fantasi untuk berhubungan seks dengan hewan. Meski begitu, pengidap zoofilia umumnya hanya membayangkan berhubungan seks dengan hewan, dan tidak benar-benar mewujudkan fantasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, zoofilia yang sudah melakukan hubungan intim dengan hewan disebut dengan istilah bestialitas. Studi yang dipublikasikan pada Journal of Sex & Marital Therapy mengungkapkan jenis hewan yang paling sering menjadi target bestialitas antara lain anjing, kambing, babi, kuda, angsa atau bebek.
Penyebab Zoofilia
Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengidap zoofilia. Beberapa spekulasi menyebutkan faktor trauma atau kekerasan seksual di masa kecil, pengaruh dari lingkungan, faktor genetik, dan lain sebagainya. Selain itu, dorongan seksual yang tinggi namun tidak ada media untuk melampiaskannya diduga juga dapat memicu perilaku zoofilia.
Apakah Bisa Disembuhkan?
Meski rumit, zoofilia dapat disembuhkan melalui terapi psikologi. Dikutip dari Yes Therapy Helps, pengidap zoofilia umumnya adalah orang-orang yang memiliki kesulitan dalam kehidupan sosialnya. Sehingga, meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berinteraksi bisa menjadi salah satu cara untuk menghilangkan kecenderungan zoofilia.
Selain itu, terapi juga bisa dilakukan dengan mengalihkan ketertarikan seksual terhadap hewan ke hal-hal yang sifatnya normal.
(ath/naf)











































