Viral seorang wanita di Jakarta Barat, Renatha Devina Nathania (18) melalui media sosial TikTok-nya curhat soal kondisi vitiligo yang dialami. Vitiligo yang dialaminya membuat bercak putih di kulit dahi.
Vitiligo merupakan kondisi saat kulit mengalami kehilangan pigmen dan menimbulkan bercak putih pada kulit. Secara umum penyebab vitiligo belum diketahui, tetapi diduga kuat kondisi ini disebabkan oleh genetik, autoimun, genetik, dan lingkungan.
Melalui video TikTok-nya, Renatha mengaku bahwa kondisi vitiligo yang diidapnya berawal setelah ia menggunakan bleaching rambut. Cairan bleaching yang ia gunakan sebelum mewarnai rambutnya itu mengenai kulit bagian dahi dan memicu kemunculan bercak putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu bleach-nya kena jidat aku, tapi nggak langsung dibersihkan. Muncul dua titik putih awalnya di jidat, tadinya itu cuma kecil doang. Tapi karena salah obat, jadinya nyebar," cerita Renatha dikutip dari akun TikTok-nya dengan izin yang bersangkutan.
1. Sempat Salah Obat
Ketika dihubungi oleh detikcom, Renatha menceritakan bahwa ia sempat salah menggunakan obat. Bukan dari dokter, obat awal yang ia konsumsi merupakan rekomendasi dari teman ibunya yang juga mengalami vitiligo.
"Karena awalnya belum begitu paham dan mamaku punya temen yang kena vitiligo juga. Dia menyarankan obat itu, tapi ternyata obat nya terlalu keras untuk aku," cerita Renatha.
Setelah kondisi vitiligo di kulitnya meluas, ia akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit. Dokter saat itu tak menampik bahwa cairan bleaching yang digunakan Renatha merupakan salah satu pemicu vitiligo.
Namun, dokter juga menduga kuat adanya faktor genetik yang ikut melatarbelakangi kondisi tersebut.
"Sudah pernah konsul ke dokter di awal kena vitiligo dan dokter bilang kalau ini ke-trigger karena bahan kimia dari bleach rambutnya. Dan juga bisa dari genetik. Jadi ada kemungkinan genetik tapi dia muncul karena bleach. Bukan pure dari bleaching-nya," ungkapnya.
2. Bleaching Belum Tentu Sebabkan Vitiligo
Dokter spesialis kulit dr Ruri D Pamela, SpDE, FINSDV menuturkan secara umum vitiligo tidak dapat disebabkan secara langsung oleh paparan kimia. Namun, iritasi yang disebabkan oleh paparan kimia yang mungkin dapat memicu vitiligo.
"Vitiligo bukan disebabkan langsung oleh paparan kimia. Namun, trauma atau iritasi pada kulit seperti luka bakar kimia terkadang bisa memicu munculnya vitiligo di tempat yang sama. Dalam fenomena medis yang disebut Koebner," ucap dr Ruri ketika dihubungi detikcom, Senin (26/2/2024).
Menurutnya, menggunakan bleaching tidak serta pasti dapat menyebabkan vitiligo pada seseorang. Serupa dengan yang dialami oleh Renatha, kondisi ini memang juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, sebelum akhirnya dipicu iritasi yang disebabkan oleh paparan dari zat kimia.
"Reaksi iritasi yang membuat kulit meradang menjadi trigger untuk vitiligo pada orang-orang yang memang ada keturunan atau bakat genetik untuk menderita penyakit ini. Jadi tidak semua bisa mengalami iritasi karena bleaching ya," ungkapnya.
3. Kulit Vitiligo Bisa Kembali Seperti Biasa?
Renatha mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah kondisi kulitnya akan kembali seperti semula. Ia baru-baru ini mulai menjalani perawatan dengan UVB untuk mengatasi kondisi kesehatannya.
"Aku baru aja mulai treatment UVB baru sekali. Rencananya kayaknya mau coba sekitar 3-4 kali treatment dan lihat ada perubahannya atau enggak," ujar Renatha.
Perjalanan dari penyakit vitiligo umumnya tidak dapat diprediksi secara pasti. Pasien akan melalui beberapa fase yang mungkin terjadi. Misalnya seperti fase flare atau bercak putih yang tiba-tiba meluas dan fase stabil atau tidak bertambahnya bercak putih baru.
dr Ruri menuturkan proses penyembuhan vitiligo pada seseorang dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan area yang terkena.
"Saat ini belum ada obat yang dapat secara konsisten mengembalikan pigmen pada semua penderita vitiligo. Beberapa opsi pengobatan bisa membantu," jelas dr Ruri.
"Misalnya seperti terapi dengan sinar UVB atau phototherapy serta pengobatan topikal atau oles untuk merangsang repigmentasi, namun hasilnya bervariasi. Pada beberapa kasus, pigmen bisa kembali secara parsial," pungkasnya.
Simak Video "Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)











































