Olahraga Terlalu Berat, Lengan Wanita Ini Berakhir 'Meledak'

Olahraga Terlalu Berat, Lengan Wanita Ini Berakhir 'Meledak'

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 25 Sep 2024 19:00 WIB
Ilustrasi dirawat di rumah sakit
Foto ilustrasi: Getty Images/Pornpak Khunatorn
Jakarta -

Seorang wanita di Carolina Selatan, Amerika Serikat, harus dirawat di rumah sakit karena lengannya 'meledak'. Kejadian itu dia alami saat melakukan olahraga Crosfitt intensitas tinggi.

Crossfit adalah latihan yang menggabungkan latihan kardio dan latihan beban dalam satu sesi. Dalam program ini seseorang harus menyelesaikan lari, squat, push-up, pull-up, dan berlari lagi.

"Saya melakukan 10 set dengan lima kali pull-up. Kemudian, saya meninggalkan pusat kebugaran dalam keadaan yang sangat lelah," tutur wanita berusia 25 tahun itu yang dikutip dari NYPost.

Jessica mengira kondisi yang dialaminya itu karena sudah lama tidak melatih lengannya seperti itu. Keesokan harinya lengan Jessica terasa nyeri dan bengkak, tetapi kondisi tubuhnya baik-baik saja. Ia berpikir rasa nyeri itu akan hilang dengan sendirinya.

Namun, saat mandi dan menggosok gigi, dia menyadari bahwa lengannya tidak bisa diluruskan sepenuhnya. Lengannya juga masih bengkak selama berhari-hari.

ADVERTISEMENT

Sampai suatu hari, Jessica menyadari ada yang tidak beres pada warna urinenya.

"Warnanya lebih gelap, hampir seperti oranye. Saya minum banyak air, tetapi tidak banyak buang air kecil di siang hari," kata Jessica.

Pegiat kebugaran itu akhirnya memeriksakan diri ke rumah sakit dan diarahkan ke unit gawat darurat (UGD). Dari hasil tes darah, terungkap bahwa 'ledakan' tubuh ekstrem yang terjadi Jessica disebabkan oleh rhabdomyolysis.

'Ledakan' tersebut merupakan kondisi saat otot rusak dan melepaskan bahan kimia beracun ke dalam aliran darah, yang bisa mengancam jiwa. Salah satu pemicunya yakni karena latihan intensitas tinggi.

Dokter yang memeriksa Jessica mengatakan rhabdomyolysis dapat mengakibatkan kegagalan organ, bahkan kematian.

"Dalam rhabdomyolysis, sel-sel Anda pada dasarnya meledak di otot Anda. Ini seperti keracunan darah karena tubuh Anda tidak dapat benar-benar menyaringnya," beber Jessica.

Sebagai tindakan pengobatan, dokter membedah lengan Jessica untuk menghilangkan pembengkakan. Namun, para dokter khawatir jika pasiennya itu dapat mengalami kerusakan ginjal jangka panjang, yang merupakan salah satu komplikasi umum akibat rhabdo.

Beruntungnya, organ ginjal Jessica saat itu dalam kondisi yang baik. Namun, ia mengalami kerusakan pada organ hatinya.

Setelah dirawat selama empat hari di rumah sakit, Jessica diperbolehkan pulang. Ia merasa kondisinya sudah membaik sepenuhnya.

Meski begitu, dokter menyarankan Jessica untuk tidak langsung memulai aktivitas latihan intensitas tingginya. Mereka mengarahkan agar pasiennya itu olahraga secara bertahap.




(sao/kna)