Dokter kecantikan dari Skin Plastic Surgery and Aesthetic Clinic RS Siloam Kebon Jeruk, dr Andriawati Soewono membenarkan bahwa warna serta jenis tinta mempengaruhi tingkat kesulitan dalam menghapus tato permanen dengan memakai laser. Menurutnya tinta warna hitam paling mudah dihapus.
"Tato yang memakai tinta hitam hanya butuh 4 kali laser sudah hilang. Biru muda, hijau muda bisa lebih dari 10 kali baru hilang. Kalau merah dan hijau tua, 5-6 kali biasanya sudah hilang. Tiap sesi jaraknya sekitar 1 bulan," lanjut dr Andriawati saat ditemuoi di RS Siloam Kebon Jeruk, seperti ditulis Kamis (3/5/2012).
Perbedaan tingkat kesulitan ini disebabkan oleh sifat masing-masing warna dalam menyerap gelombang sinar laser. Makin mudah tinta tersebut menyerap gelombang, makin mudah pula pigmen atau zat warna di dalamnya dipecah agar bisa diserap oleh tubuh.
Seperti diketahui, metode penghapusan tato permanen dengan menggunakan laser pada prinsinya adalah memecah dan merusak pigmen tinta di bawah permukaan kulit. Pigmen yang sudah rusak tersebut akan diserap oleh tubuh, sehingga gambar tato perlahan-lahan akan memudar lalu hilang tidak berbekas.
Makin tinggi tingkat kesulitan menghapusnya, maka risiko infeksi juga makin besar. Meski tidak melukai kulit seperti halnya metode penghilangan tato dengan mengikis kulit, tembakan sinar laser membuat permukaan lebih sensitif sehingga gampang infeksi.
Selain warna tinta, jenis tinta juga mempengaruhi tingkat kesulitan saat menghapusnya. Menurut dr Andriawati, tinta lokal buatan Indonesia biasanya banyak mengandung logam sehingga lebih sulit dihapus jika dibandingkan dengan tinta impor yang kualitasnya lebih terjamin.