Karena hanya lelucon, cara tersebut sama sekali tidak membuat daging kambingnya bebas kolesterol karena simvastatin hanya bekerja pada manusia. Namun joke ini menggambarkan betapa manusia sangat terobsesi dengan cara praktis, yakni mengandalkan obat penurun kolesterol daripada harus mengurangi konsumsi daging kambing.
Dalam kenyataannya, banyak orang terlalu mengandalkan obat untuk mengendalikan kolesterolnya. Padahal kalau tidak ditunjang diet dan pantang makanan tertentu, minum obat kolesterol terus menerus bisa menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solusi terbaik untuk mengontrol kadar kolesterol menurut Dr Antonia adalah dengan membatasi makanan-makanan yang mengandung kolesterol, maupun yang merangsang hati untuk menghasilkan kolesterol. Contohnya adalah jeroan, cumi-cumi, gorengan dan makanan bersantan.
Olahraga juga merupakan salah satu strategi pencegahan yang bisa dilakukan agar kadar kolesterol dalam darah tidak berlebihan. Obat hanyalah solusi terakhir jika kadar kolesterol sudah terlanjur tinggi dan harus segera diturunkan karena berisiko mengganggu kerja jantung.
Kalaupun mau mengonsumsi obat secara rutin, maka sebaiknya bukan obat penurun kolesterol yang dikonsumsi melainkan obat-obat suplemen antioksidan. Meski tidak menurunkan kadar kolesterol jahat, obat-obat suplemen ini bisa meminimalkan efek buruknya.
"Suplemen antioksidan bisa melawan radikal bebas. Kebanyakan kasus kelebihan kolesterol akan makin parah kalau bereaksi dengan radikal bebas, lalu membentuk plak yang bisa menyumbat pembuluh darah," tambah Dr Djoko Maryono, DSPP, DSJP, FIHA, FACC, ahli jantung dari RS Pondok Indah.
(up/ir)











































