Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menjelaskan bahwa secara medis, definisi racun adalah bisa atau protein dari hewan dan tumbuhan yang dapat langsung menyerang urat saraf, pembuluh darah atau organ lain yang sifatnya berbahaya, bahkan bisa melumpuhkan atau mematikan. Racun juga bisa berasal dari produk bakteri.
Sedangkan bahan kimia, logam berat atau obat-obatan yang berbahaya biasa digunakan sebagai 'racun' dalam kasus pembunuhan atau bunuh diri dikenal dengan toksik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Ari menuturkan, pada air minum pun terkadang terkandung logam berat yang bersifat toksik. Bila jumlahnya tidak melebihi ambang batas maka tubuh tidak akan merasakan efek berarti karena sistem kekebalan tubuh masih bisa mentolerirnya.
Sedangkan bila racun atau toksik masuk ke dalam tubuh secara disengaja, seperti pada kasus pembunuhan atau bunuh diri, biasanya kadar yang digunakan cukup banyak yang tidak bisa ditolerir oleh tubuh.
Itulah sebabnya ada yang menganggap tubuh tidak bisa mengeluarkan antibodi saat keracunan.
"Orang yang daya tahan tubuhnya kuat, bila kemasukan benda asing entah itu virus, bakteri, racun atau toksik, maka efeknya tidak separah orang yang daya tahannya rendah. Sistem pemulihannya juga akan lebih cepat. Jadi intinya adalah dengan hidup sehat, makan teratur, tidur cukup, olahraga, tidak merokok, perbanyak sayur dan buah," tandas Dr Ari.
(mer/ir)











































