Saat ini jasa tukang pijat pun makin banyak, bahkan sudah memiliki 'pasien' tetap dan menerima panggilan seperti halnya dokter. Apakah hal ini patut dikhawatirkan dokter?
"Kalau cuman pegal-pegal, cukup diurut saja tanpa harus ke dokter. Jadi biar orang yang berobat ke puskesmas atau dokter benar-benar yang membutuhkan. Saya mendukung sekali pengobatan tradisional karena bisa membantu masyarakat agar tidak cepat-cepat ke dokter dapat obat," kata dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM kepada detikHealth seperti ditulis Rabu (13/11/2012).
Dr Ari menjelaskan sebagian besar sakit yang diderita orang disebabkan oleh faktor psikis, misalnya gejala fibromyalgia atau akrab disebut pegal linu. Apabila masalahnya dapat diatasi dengan pijat saja, tentunya pasien tidak perlu ke dokter.
Pada penyakit yang disebabkan oleh faktor psikis, biasanya otot-otot akan ikut tegang. Dengan diurut, otot-otot yang menegang akan menjadi rileks. Hanya saja, ada kalanya pegal-pegal bisa merupakan gejala kondisi yang serius, misalnya infeksi virus.
"Jadi kalau dengan pegal-pegal kemudian diurut atau dipijat terus istirahat selesai, ya tidak apa-apa. Tapi kalau sudah diurut dan dipijat masih tetap pegal juga, jangan-jangan ini merupakan bagian dari penyakit infeksi sistemik," terang dr Ari.
Selain itu, dr Ari juga mewanti-wanti teknik pijat atau pengobatan tradisional untuk mengatasi patah tulang. Apabila kebetulan posisi tulang yang patah tidak terlalu parah, mungkin masih bisa diobati dengan diurut atau dibebat saja. Tapi jika kerusakan sudah begitu parah atau posisinya tidak simetris, mengurut justru bisa membuat kondisinya bertambah buruk.
(pah/vit)