Karena kulitnya sangat sensitif, vagina atau kemaluan perempuan memang sebaiknya tidak diperlakukan sembarangan. Berbagai cara untuk mempercantik bagian tersebut kadang malah berakhir mengecewakan karena malah menyebabkan gatal-gatal.
Ditindik misalnya, beberapa perempuan khususnya yang memiliki alergi terhadap jenis logam tertentu bisa mengalami gatal-gatal. Demikian juga dengan tato vagina, tinta yang digunakan tidak selalu cocok sehingga memicu gatal-gatal bagi yang alergi.
Wax atau lilin khusus yang digunakan untuk menghilangkan rambut kemaluan juga termasuk salah satu penyebab gatal-gatal pada vagina. Padahal, tujuan waxing biasanya adalah mencegah gatal-gatal karena rambut kemaluan sering ditumbuhi bakteri dan jamur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurut dr Dani, produk-produk pembersih vagina yang mengandung alkohol dan cairan pembersih bisa memicu iritasi jika dipakai berlebihan. Cairan-cairan itu bisa membunuh beberapa flora normal di vagina, mempengaruhi pH atau tingkat keasaman lalu memicu iritasi dan gatal-gatal.
Kebersihan vagina memang perlu dijaga, namun penggunaan bahan pembersih perlu dibatasi agar jangan berlebihan dan malah menyebabkan iritasi. Terkait hal itu, Dr Putu Laksmi Anggari Putri Duarsa, SpKK dari RS Sanglah Denpasar menyarankan untuk menggunakan cairan pembersih yang soft.
"Kalau membersihkan vagina sebaiknya dilakukan pada bagian luarnya saja, jangan sampai kena bagian dalam sebab bisa mengganggu populasi flora di vagina. Tapi untuk masalah ini memang terpecah menjadi 2 (pendapat), ada yang setuju membersihkan vagina dan ada yang tidak. Kalau saran saya, membersihkan di bagian permukaan saja dengan cairan yang bahannya soft," katanya.
(up/vit)











































