Jakarta -
Kapasitas bakul atau keranjang yang dibawa tukang jamu gendong untuk berkeliling tentu sangat terbatas. Namun dari bakul tersebut, berbagai ramuan jamu bisa diracik di mana saja. Penasaran ingin tahu apa saja isinya? Yuk kita intip.
Karena isinya sangat beragam, gendongan tukang jamu tentu tidak ringan. "Kira-kira ya, 20 sampai 25 kg-lah," kata Lasmi, Ketua Paguyuban Jamu Gendong Lestari saat ditemui di Mampang, Jakarta Selatan, seperti ditulis pada Rabu (17/4/2013).
Peralatan 'tempur' yang wajib ada di bakul para tukang jamu gendong adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jamu-jamu standar
dok: detikHealth
|
Kapasitas bakul yang terbatas membuat tukang jamu harus membuat prioritas jenis jamu yang akan dibawa. Jamu-jamu 'best-seller' mendapat prioritas untuk selalu ada di bakul dan dibawa berkeliling.
"Yang pasti ada itu kunyit asam, beras kencur, kunyit sirih, pahitan, temu lawak, sama jahe," kata Ibu Lasmi.
2. Termos air
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
"Termos air panas digunakan untuk meracik jamu bungkusan," kata Ibu Sri, penjaja jamu keliling di daerah Matraman, Jakarta Pusat. Sebagaimana tukang jamu gendong lainnya, Ibu Sri juga membawa jamu instan untuk diseduh sesuai permintaan pelanggan. Air panas dari dalam termos inilah yang dipakai untuk menyeduh.
3. Ramuan tambahan
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Sebagai pelengkap minum jamu, Ibu Lasmi menyediakan ramuan tambahan berupa telur ayam kampung, jeruk nipis dan madu ginseng. "Inggu (campuran untuk jamu batuk-batuk) saya tidak pernah bawa. Kalau di Jawa Timur biasanya ada itu Inggu," tambah Ibu Lasmi.
Lain lagi cerita dari Ibu Sri. "Ramuan tambahan seperti telor dan madu diberikan hanya jika ada yang meminta saja. Untuk madu, biasanya anak kecil lebih menyukai jika madunya dicampur madu, karena katanya akan mengurangi rasa pahit jamu," katanya.
4. Gelas
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Pelanggan jamu gendong tentunya tidak minum jamu langsung dari botolnya, pasti butuh gelas. Jangan khawatir jika tidak punya gelas sendiri, tukang jamu pasti sudah menyiapkan beberapa gelas. Gelas belimbing adalah jenis gelas beling yang sangat identik dengan jamu gendong.
"Gelas ini untuk pembeli yang tidak ada gelas, biasanya orang yang beli pinggir jalan. Kalau pembeli rumahnya dekat, biasanya mereka membeli dengan menggunakan gelas sendiri," terang Ibu Sri.
5. Ember dan serbet
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Gelas yang telah dipakai tentu harus dibersihkan untuk kemudian dipakai lagi oleh pelanggan yang lain. Untuk itu, para tukang jamu gendong juga melengkapi diri dengan ember plastik ukuran kecil berisi air cuci gelas dan juga serbet untuk mengeringkannya.
"Di kelompok kami, selalu dianjurkan untuk sering-sering mengganti air cuci gelas. Tujuannya supaya kotorannya tidak ngumpul di ember," kata Ibu Lasmi yang selain berjualan jamu keliling, juga sering memberikan workshop pembuatan jamu tradisional.
Kapasitas bakul yang terbatas membuat tukang jamu harus membuat prioritas jenis jamu yang akan dibawa. Jamu-jamu '
best-seller' mendapat prioritas untuk selalu ada di bakul dan dibawa berkeliling.
"Yang pasti ada itu kunyit asam, beras kencur, kunyit sirih, pahitan, temu lawak, sama jahe," kata Ibu Lasmi.
"Termos air panas digunakan untuk meracik jamu bungkusan," kata Ibu Sri, penjaja jamu keliling di daerah Matraman, Jakarta Pusat. Sebagaimana tukang jamu gendong lainnya, Ibu Sri juga membawa jamu instan untuk diseduh sesuai permintaan pelanggan. Air panas dari dalam termos inilah yang dipakai untuk menyeduh.
Sebagai pelengkap minum jamu, Ibu Lasmi menyediakan ramuan tambahan berupa telur ayam kampung, jeruk nipis dan madu ginseng. "Inggu (campuran untuk jamu batuk-batuk) saya tidak pernah bawa. Kalau di Jawa Timur biasanya ada itu Inggu," tambah Ibu Lasmi.
Lain lagi cerita dari Ibu Sri. "Ramuan tambahan seperti telor dan madu diberikan hanya jika ada yang meminta saja. Untuk madu, biasanya anak kecil lebih menyukai jika madunya dicampur madu, karena katanya akan mengurangi rasa pahit jamu," katanya.
Pelanggan jamu gendong tentunya tidak minum jamu langsung dari botolnya, pasti butuh gelas. Jangan khawatir jika tidak punya gelas sendiri, tukang jamu pasti sudah menyiapkan beberapa gelas. Gelas belimbing adalah jenis gelas beling yang sangat identik dengan jamu gendong.
"Gelas ini untuk pembeli yang tidak ada gelas, biasanya orang yang beli pinggir jalan. Kalau pembeli rumahnya dekat, biasanya mereka membeli dengan menggunakan gelas sendiri," terang Ibu Sri.
Gelas yang telah dipakai tentu harus dibersihkan untuk kemudian dipakai lagi oleh pelanggan yang lain. Untuk itu, para tukang jamu gendong juga melengkapi diri dengan ember plastik ukuran kecil berisi air cuci gelas dan juga serbet untuk mengeringkannya.
"Di kelompok kami, selalu dianjurkan untuk sering-sering mengganti air cuci gelas. Tujuannya supaya kotorannya tidak ngumpul di ember," kata Ibu Lasmi yang selain berjualan jamu keliling, juga sering memberikan workshop pembuatan jamu tradisional.
(up/vit)