Beberapa produk jamu yang bisa dimodifikasi penyajiannya agar disukai anak-anak adalah temulawak dan daun kelor. Temulawak sendiri dikenal sebagai herbal untuk menambah nafsu makan. Sedangkan daun kelor dikenal dapat mengobati anemia atau kekurangan zat besi.
"Kalau temulawak kan anak-anak biasanya nggak bisa makan. Jadi kita kemas dalam bentuk es krim. Harapan kita anak-anak akan mau mengkonsumsi itu karena efeknya bisa menambah nafsu makan," kata Dr Anna Khuzaimah, kepala Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain temulawak, BKTM Makassar juga membuat inovasi dengan menyajikan daun kelor dalam bentuk puding. Caranya adalah dengan mengeringkan daun kelor, lalu dibikin bubuk. Bubuk ini dicampur dengan jelly untuk dibuat puding. Metode serupa juga bisa digunakan untuk membuat eskrim temulwak.
"Beberapa penelitian menemukan kelor memang mempunyai kadar gizi yang bermanfaat. Ternyata dari segi komposisinya bukan hanya terkandung zat besi yang tinggi, tetapi ada mikoinutrien lain yang bermanfaat. Kadar proteinya juga cukup bagus jadi anak bisa terbantu pertumbuhannya," jelas dr Anna.
Pemberian temulawak dan dun kelor ini bukan ditujukan sebagai obat, namun sebagai pelengkap kebutuhan nutrisi dan menjaga kebugaran. dr Anna menjelaskan, pengalaman nenek moyang juga sudah membuktikan bahwa temulawak dan daun kelor bisa dikonsumsi untuk menjaga kebugaran.
"Literatur sudah banyak yang membuktikan dan kami melihat penerimaan masyarakat bagaimana. Memang secara empris nenek moyang kita menggunakan kelor untuk mengobati anemia," jelas dr Anna.
Inovasi ini nampaknya cukup diminati masyarakat. Nyatanya, beberapa cup puding, es krim temulawak dan jelly temulawak yang disediakan saat pameran langsung ludes dicicipi pengunjung.
(pah/vit)











































