Jakarta -
Jamu relatif aman dikonsumsi siapapun dan dalam kondisi apapun. Yang penting untuk dipahami, minum obat dan jamu sekaligus tak akan mempercepat kesembuhan. Konsultasikan dulu dengan dokter.
"Obat diciptakan untuk mengatasi penyakit, sementara herbal untuk memperkuat fisik sehatnya saja. Mengonsumsi obat dengan jamu secara bersamaan bukan berarti lantas akan cepat sembuh," ujar dr Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes, Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan.
Umumnya minum jamu boleh-boleh saja, asal dikonsultasikan dulu dengan dokter. Beri perhatian saat sedang mengonsumsi obat-obat berikut ini, seperti ditulis pada Rabu (17/4/2013):
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Obat Epilepsi
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Pasien epilepsi yang sedang mengonsumsi obat antikejang seperti fenitoin, carbamazepine dan fenobarbital sebaiknya menghindari jamu yang mengandung Ginko Biloba. Teh hijau juga sebaiknya dihindari jika sedang mengonsumsi carbamazepine.
2. Obat anti penggumpalan darah
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Herbal jahe, ginko biloba dan gingseng punya efek mengencerkan darah sehingga bisa meningkatkan efek obat-obaat antikoagulan atau anti penggumpalan darah. Hindari penggunaan herbal-herbal tersebut saat mengonsumsi obat seperti aspirin dan warfarin.
3. Antibiotik
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Hati-hati mengonsumsi jamu yang mengandung herbal jahe saat sedang mengonsumsi antibiotik jenis sulfaguanidine yang sering dipakai untuk mengobati infeksi saluran cerna. Interaksi antara antibiotik ini dengan herbal jahe bisa meningkatkan penyerapan sehingga meningkatkan risiko overdosis maupun efek samping.
4. Obat jantung
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Hasil pembacaan tes darah untuk mendeteksi sejenis obat jantung yakni digoksin bisa menjadi abnormal gara-gara mengonsumsi herbal ginseng. Sebaiknya hindari jamu dengan kandungan herbal ini jika sedang mengonsumsi obat-obat jantung tersebut.
5. Obat penenang
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
|
Herbal asal Korea, ginseng bisa memperkuat efek obat antidepresan atau penenang khususnya phenelzine sulfate. Jika efek yang diharapkan adalah meredakan depresi, interaksi dengan ginseng bisa mengubah efeknya jadi meningkatkan kegembiraan hingga masuk episode maniak yang merupakan kebalikan dari depresi.
Pasien epilepsi yang sedang mengonsumsi obat antikejang seperti fenitoin, carbamazepine dan fenobarbital sebaiknya menghindari jamu yang mengandung Ginko Biloba. Teh hijau juga sebaiknya dihindari jika sedang mengonsumsi carbamazepine.
Herbal jahe, ginko biloba dan gingseng punya efek mengencerkan darah sehingga bisa meningkatkan efek obat-obaat antikoagulan atau anti penggumpalan darah. Hindari penggunaan herbal-herbal tersebut saat mengonsumsi obat seperti aspirin dan warfarin.
Hati-hati mengonsumsi jamu yang mengandung herbal jahe saat sedang mengonsumsi antibiotik jenis sulfaguanidine yang sering dipakai untuk mengobati infeksi saluran cerna. Interaksi antara antibiotik ini dengan herbal jahe bisa meningkatkan penyerapan sehingga meningkatkan risiko overdosis maupun efek samping.
Hasil pembacaan tes darah untuk mendeteksi sejenis obat jantung yakni digoksin bisa menjadi abnormal gara-gara mengonsumsi herbal ginseng. Sebaiknya hindari jamu dengan kandungan herbal ini jika sedang mengonsumsi obat-obat jantung tersebut.
Herbal asal Korea, ginseng bisa memperkuat efek obat antidepresan atau penenang khususnya phenelzine sulfate. Jika efek yang diharapkan adalah meredakan depresi, interaksi dengan ginseng bisa mengubah efeknya jadi meningkatkan kegembiraan hingga masuk episode maniak yang merupakan kebalikan dari depresi.
(up/vit)