Alergi Tak Bisa Sembuh, Hindari Pemicu Atau Malah Harus Dibiasakan?

Ulasan Khas Alergi

Alergi Tak Bisa Sembuh, Hindari Pemicu Atau Malah Harus Dibiasakan?

Erninta Afryani Sinulingga - detikHealth
Rabu, 15 Mei 2013 13:01 WIB
Alergi Tak Bisa Sembuh, Hindari Pemicu Atau Malah Harus Dibiasakan?
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Ada banyak hal yang bisa memicu reaksi alergi, namun kemunculannya berbeda-beda setiap orang. Sayangnya, ilmu kedokteran sendiri belum jelas memahami mengapa seseorang alergi pada hal tertentu sedangkan orang lain tidak.

Apabila tubuh mengalami reaksi alergi, obat-obatan yang disebut antihistamin sebenarnya bisa meminimalkan reaksi yang terjadi, namun bukan lantas bisa mengobati secara total. Apabila suatu saat nanti tubuh terpapar zat pemicu alergi lagi, maka reaksi alergi yang sama bisa terjadi.

"Alergi tidak bisa sembuh hanya bisa dicegah dengan mengetahui penyebab atau bisa diobati, tetapi hanya bersifat sementara. Pengobatan untuk alergi sendiri yang masih berjalan yaitu sensitisasi," kata dr Indra G Mansur, SpAnd, ILS ketika dihubungi detikHealth dan ditulis, Rabu (15/5/2013),

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr Indra yang merupakan spesialis alergi dari Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, Jakarta ini menjelaskan bahwa metode sensitisasi dilakukan dengan cara mengenalkan pemicu alergi secara perlahan dan bertingkat. Artinya, dipaparkan langsung dan semakin lama semakin banyak zatnya.

Metode paling mudah dan aman sebenarnya memang menghindari pemicu alergi. Namun apabila penyebab alerginya adalah hal yang penting bagi tubuh dan sulit dihindari, maka mau tak mau tubuh harus belajar membiasakan diri. Metode sensitisasi ini juga dikenal dengan Allergy Immunotherapy.

"Pada anak-anak, alergi tidak mungkin dibiarkan oleh orang tuanya. Jadi pelan-pelan dibiasakan tetapi tidak sampai alergi, karena tidak mungkin anak alergi ikan akhirnya dibiarkan tidak makan ikan," terang dr Indra.

Imunoterapi sebenarnya bertujuan merehabilitasi sistem imun pasien. Peningkatan paparan zat pemicu alergi akan membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang sensitif terhadap zat. Dari awalnya yang menganggap pemicu alergi sebagai zat berbahaya yang perlu dibasmi menjadi zat yang bisa diterima sehingga tidak memicu reaksi alergi.

Cara ini sebaiknya tidak dilakukan sendiri, melainkan perlu didampingi dokter. Sebelum memulai pengobatan, dokter dan pasien akan mengidentifikasi faktor-faktor pemicu alergi. Sebab walau jarang, metode ini masih berisiko memunculkan syok anafilaksis atau reaksi alergi parah yang berakibat fatal.

(pah/vit)
Ulasan Khas Alergi
12 Konten
Alergi merupakan 'racun' yang menyebabkan tubuh menjadi lebih sensitif daripada biasanya. Kondisi ini membuat mereka yang mengalaminya mendapatkan kesusahan. Yuk simak lebih lanjut tentang alergi.

Berita Terkait