Waspada, Orang-orang Ini Rawan Kena Anemia

Darah Rendah dan Anemia

Waspada, Orang-orang Ini Rawan Kena Anemia

Erninta Afryani Sinulingga - detikHealth
Rabu, 29 Mei 2013 14:17 WIB
Waspada, Orang-orang Ini Rawan Kena Anemia
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Anemia merupakan kondisi yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang menurun dalam darah atau bisa juga disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang melebihi normal. Kondisi ini terjadi baik laki-laki maupun perempuan. bisa mengalami anemia. Namun, beberapa orang dikatakan lebih rawan terkena anemia.

Berikut daftar orang-orang yang rawan terkena anemia menurut Dr. Santoso Karo Karo, SpJP, MPH (K), mantan Ketua Yayasan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (29/5/2013):

1. Ibu hamil

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Anemia bisa muncul selama kehamilan karena rendahnya tingkat zat besi, asam folat, dan protein. Anemia juga bisa muncul sebagai akibat dari perubahan dalam darah. Selama 6 bulan pertama kehamilan, cairan darah (plasma darah) meningkat lebih cepat dibandingkan dengan jumlah sel darah merah.

Perubahan ini memberi efek mencairkan darah dan dapat menyebabkan anemia. Selain itu, menurut Dr Santoso, kondisi ibu hamil yang sering mual dan muntah juga memberikan risiko anemia. Untuk mencegah kejadian buruk ini, ibu hamil disarankan untuk banyak memakan pisang.

2. Bayi

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Selama tahun pertama kehidupan, sebagian bayi berisiko terkena anemia karena kekurangan zat besi. Bayi-bayi ini termasuk mereka yang lahir prematur dan bayi yang tidak diberikan makanan pendamping ASI cukup zat besi.

3. Perempuan usia subur

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Perempuan usia subur berisiko tinggi terkena anemia karena mereka kehilangan banyak darah saat melalui periode menstruasi, khususnya saat menstruasi hari pertama.

Untuk mengurangi risiko anemia saat periode menstruasi, dianjurkan para perempuan untuk mencukup asupan zat besi melalui makanan dan rutin berolahraga ringan. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi antara lain, seperti bayam, kacang kedelai, tahu, buncis atau kacang panjang. Rekomendasi umum asupan zat besi setiap harinya bagi wanita usia 18-50 tahun adalah sebanyak 18 mg.

4. Vegetarian

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Menurut Dr Santoso, vegetarian bisa rawan anemia sebab hanya mengonsumsi makanan tertentu. Nah, kalau Anda seorang vegetarian, ada baiknya meningkatkan asupan makanan seperti kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau. Selain itu, bisa juga mengonsumsi zat besi lewat suplemen.

Namun, walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, perbanyak juga konsumsi pangan sumber vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan stroberi yang dapat mempercepat penyerapan zat besi.

5. Orang pengidap kecacingan

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Kehilangan darah yang terjadi pada infeksi kecacingan dapat disebabkan oleh adanya lesi pada dinding usus karena dikonsumsi oleh cacing itu sendiri. Perdarahan itu terjadi akibat proses penghisapan aktif oleh cacing dan juga akibat perembesan darah disekitar tempat hisapan.

Untuk mencegah anemia pada pengidap kecacingan, maka jumlah zat besi yang ada dalam makanan harus lebih tinggi. Beberapa makanan yang bisa Anda pilih diantaranya tiram, udang, hati sapi, daging, telur, susu, kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau.
Halaman 2 dari 6
Anemia bisa muncul selama kehamilan karena rendahnya tingkat zat besi, asam folat, dan protein. Anemia juga bisa muncul sebagai akibat dari perubahan dalam darah. Selama 6 bulan pertama kehamilan, cairan darah (plasma darah) meningkat lebih cepat dibandingkan dengan jumlah sel darah merah.

Perubahan ini memberi efek mencairkan darah dan dapat menyebabkan anemia. Selain itu, menurut Dr Santoso, kondisi ibu hamil yang sering mual dan muntah juga memberikan risiko anemia. Untuk mencegah kejadian buruk ini, ibu hamil disarankan untuk banyak memakan pisang.

Selama tahun pertama kehidupan, sebagian bayi berisiko terkena anemia karena kekurangan zat besi. Bayi-bayi ini termasuk mereka yang lahir prematur dan bayi yang tidak diberikan makanan pendamping ASI cukup zat besi.

Perempuan usia subur berisiko tinggi terkena anemia karena mereka kehilangan banyak darah saat melalui periode menstruasi, khususnya saat menstruasi hari pertama.

Untuk mengurangi risiko anemia saat periode menstruasi, dianjurkan para perempuan untuk mencukup asupan zat besi melalui makanan dan rutin berolahraga ringan. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi antara lain, seperti bayam, kacang kedelai, tahu, buncis atau kacang panjang. Rekomendasi umum asupan zat besi setiap harinya bagi wanita usia 18-50 tahun adalah sebanyak 18 mg.

Menurut Dr Santoso, vegetarian bisa rawan anemia sebab hanya mengonsumsi makanan tertentu. Nah, kalau Anda seorang vegetarian, ada baiknya meningkatkan asupan makanan seperti kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau. Selain itu, bisa juga mengonsumsi zat besi lewat suplemen.

Namun, walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, perbanyak juga konsumsi pangan sumber vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan stroberi yang dapat mempercepat penyerapan zat besi.

Kehilangan darah yang terjadi pada infeksi kecacingan dapat disebabkan oleh adanya lesi pada dinding usus karena dikonsumsi oleh cacing itu sendiri. Perdarahan itu terjadi akibat proses penghisapan aktif oleh cacing dan juga akibat perembesan darah disekitar tempat hisapan.

Untuk mencegah anemia pada pengidap kecacingan, maka jumlah zat besi yang ada dalam makanan harus lebih tinggi. Beberapa makanan yang bisa Anda pilih diantaranya tiram, udang, hati sapi, daging, telur, susu, kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau.

(up/up)

Darah Rendah dan Anemia
14 Konten
Walaupun berbeda, anemia dan darah rendah merupakan dua kondisi yang cukup mengganggu aktivitas Anda. Maka dari itu perlu pencegahan agar Anda tidak mengalami kondisi ini. Caranya? Simak ulasan khas ini.
Berita Terkait