DR. dr. Nur Rasyid, SpU(K)., Ketua Departemen Urologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta mengatakan bahwa tak semua anak laki-laki bisa disunat. Biasanya karena si anak mengalami kelainan pada penisnya. Misalnya akibat hemofilia atau gangguan pembekuan darah dan hipospadia alias kelainan lubang kencing yang letaknya berpindah agak jauh ke belakang atau tidak di tempat yang seharusnya seperti di bagian pangkal dan bukan di ujung.
Meski berbahaya jika anak laki-laki yang mengidap kedua kondisi tersebut tetap disunat, namun bukan berarti mereka tak bisa mendapatkan prosedur tersebut. "Justru kalau lubang kencingnya pindah ke pangkal atau batangnya maka ini harus segera disunat. Kalo ini disunat sebaiknya sekaligus langsung dioperasi," timpal Dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, spesialis bedah saraf ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (26/6/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena kelainan penis, dr. Mahdian juga mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang gemuk atau obesitas pun berisiko tinggi jika disunat. "Karena posisi penis di dalam perut sehingga penisnya tenggelam. Tapi kalau sudah disunat bisa kulup lagi kok nantinya," tandasnya.
Lagipula Rumah Sunatan, tempat dr. Mahdian berpraktik, telah menemukan teknik sunat khusus untuk mempermudah proses khitan bagi anak yang mengalami kelebihan berat badan, termasuk menurunkan risiko cederanya saat disunat, tanpa perlu memaksa si anak untuk diet atau suntik hormon demi menurunkan berat badannya.
(vit/vit)











































