"Semakin memburuk bisa saja tapi kalau menghilang sendiri agak susah, apalagi kalau sudah sering jadi bulan-bulanan," ujar psikolog Ratih Zulhaqi M.Psi dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (3/7/2013).
Ratih menyarankan agar kebiasaan latah tidak dibiarkan. Jika Anda memiliki kebiasaan ini, mintalah kerja sama dengan teman-teman untuk tidak mengganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu jenis latah adalah automatic obedience, yakni kegiatan melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut. Nah, jika latah seperti ini sudah sedemikian parah tentu bisa membahayakan orang lain. Misalnya ketika yang bersangkutan membawa batu atau pisau kemudian diminta untuk melemparkannya, tentu hal ini bisa membahayakan orang lain.
Selain itu, jika seseorang mengalami latah ekolalia yakni kegiatan mengulangi perkataan orang lain, atau ekopraksia yakni meniru gerakan orang lain, maka bisa membuat seseorang terkekang kreativitasnya. Sebab dia akan selalu mengulangi perkataan atau meniru gerakan orang lain hingga lelah.
Apalagi jika seseorang mengalami latah koprolalia yakni dengan mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor, maka saat berkomunikasi akan menjadi tidak etis. Bayangkan jika orang tersebut terus-terusan menyebut kata kotor saat berbicara dengan anak kecil, bisa saja anak itu akan ikut-ikutan mengucapkan kata kotor.
(vit/vit)











































