Tidak perlu diragukan, ular kobra punya reputasi sebagai reptil pembunuh paling mematikan di darat. Namun di tangan para tukang obat tradisional, binatang ini tak lagi menyeramkan setelah diolah untuk mengobati kulit gatal-gatal.
Setidaknya, khasiat ini diakui oleh Jona (24 tahun), laki-laki asal Cirebon yang berjualan ular Kobra di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Sudah 8 tahun ia menjalankan bisknis turun temurun keluarganya, yakni sebagai pemasok ular kobra untuk pengobatan.
"Dagingnya selain dimasak juga bisa dijadiin abon untuk gatal-gatal," kata Jona saat ditemui detikHealth, seperti ditulis Rabu (21/8/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal harga, ular kobra cukup menguras kantong. Menurut Jona, satu ekor ular kobra dengan badan selebar 3 jari harganya bisa mencapai Rp 350 ribu. Dengan harga begitu mahal, apakah khasiatnya sesuai yang dijanjikan? Berikut komentar dokter.
"Itu tidak terbukti. Meskipun saya belum tahu juga apakah sekarang orang awam masih banyak yang melakukannya," kata Dr Eddy Karta, SpKK, ahli kesehatan kulit dan kelamin dari RS Cipto Mangunkusumo.
Menurut dr Eddy, pengobatan tradisional semacam ini belum banyak studinya sehingga hanya berdasarkan coba-coba. Untuk mengobati gatal-gatal, dr Eddy lebih menyarankan untuk memakai obat atau pelembab kulit yang memang sudah terjamin khasiatnya.
Bukan cuma kobra
Selain kobra, jenis ular lainnya juga banyak dijual di Pasar Jatinegara. Salah satunya adalah ular sanca, seperti yang dijual oleh Soleh asal Lumajang, Jawa Timur. Ia menjual ular sanca karena menurutnya ular tersebut paling bagus untuk obat.
Ular sanca diambil darahnya, dikuliti, kemudian dagingnya dijual. Biasanya untuk mengobati kurap, diabetes, gatal, dan sesak napas. Selain digoreng, daging ular juga bisa dipanggang tanpa dibumbui. Dalam seminggu biasa terjual satu ekor.
"Sebenarnya kobra juga bisa dibuat obat tapi capek ngasih makannya," kata Soleh tentang alasannya untuk tidak lebih memilih jual sanca daripada kobra.
Daripada jual kobra, Soleh juga lebih memilih jualan binatang lain yang juga diklaim olehnya punya khasiat sebagai obat. Di antaranya adalah tokek, biawak, dan kalong. Biawak biasanya untuk obat gatal, sesak napas, diabetes, dan pusing.
Biawak yang dijualnya biasanya berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Biasa terjual satu ekor per bulan dengan harga berkisar antara Rp 500-Rp 900 ribu.
"Rasanya daging biawak itu kayak ayam goreng aja. Soalnya biawak biasa diberi makan daging ayam," katanya.
Soleh juga menjual tokek dengan harga Rp 100 ribu ukuran kecil (badannya sebesar jempol) dan Rp 500 ribu jika diameter badannya mencapai 4 cm dan panjang 32 cm. Tokek untuk mengobati eksim dan gatal-gatal.
"Biasanya kita potongin, terus dibetetin, nanti digoreng sendiri sama pembelinya. Rasanya kayak ayam muda deh. Tokek ini diberi makan jangkrik," kata Soleh.
Selain itu, Soleh juga menjual kalong untuk obat asma, jantung, sesak napas. Biasanya, Soleh sanggup menjual satu ekor dalam satu atau dua minggu. Kalong ukuran sedang dijual dengan harga Rp 500 ribu, sedangkan yang kecil (biasa disebut kampret) dihargai Rp 200 ribu.
Tertarik mencoba?
(up/vta)











































