Khasiat reptil yang bagi banyak orang dianggap menjijikkan ini dibenarkan oleh salah seorang konsumennya, Ari (16). Ketika ditemui di pasar Jatinegara, remaja ini menuturkan kepada detikHealth pernah membeli tokek di tahun 2005 untuk mengobati keponakannya yang mengalami sakit kulit serupa korengan.
“Kalau kata orang, keponakan saya darah manis, jadi kalau digigit nyamuk langsung gatal. Di ketiaknya gatal kayak korengan terus lama-lama melebar. Setelah membeli tokek dalam keadaan hidup, ayah saya memotong tokeknya lalu dikuliti terus dibumbui kayak ayam goreng,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau di Jatinegara paling mahal Rp 100 ribu, ukurannya standar, sepanjang telapak tangan,” terangnya.
Ari mengaku tahu khasiat tokek dari desas-desus yang beredar di sekitarnya. Konon, orang-orang zaman dahulu sudah menggunakan reptil ini sebagai obat. Cara menangkapnya menggunakan daun pisang kuning. Tujuannya agar berat tokek tidak berkurang. Entah apa alasan pasti yang mendasarinya.
Namun dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr Eddy Karta, SpKK, menampik khasiat tokek untuk mengatasi penyakit kulit. Menurutnya, manfaat pengobatan hewan ini belum terbukti secara ilmiah, melainkan hanya berdasar pada penuturan orang-orang saja.
"Itu tidak terbukti. Meskipun saya belum tahu juga apakah sekarang orang awam masih banyak yang melakukannya. Sampai sekarang di Indonesia memang pengobatan tradisional seperti itu belum banyak studinya, hanya coba-coba saja," terang dr Eddy.
Lebih lanjut lagi, dr Eddy menjelaskan bahwa untuk mengobati sakit kulit atau gatal-gatal, sebaiknya menggunakan obat atau pelembab kulit yang kini sudah banyak tersedia. Walau santer kabar yang mengatakan tokek mengandung protein yang dapat mengobati sel-sel kulit rusak, belum ada penelitian yang mengkonfirmasi kebenarannya.
(pah/vit)











































