Drs. Wima Mulaji Harsono, Akp dari Klinik Terapi Sengat Lebah di jalan Dermaga, Duren Sawit, Jakarta Timur mengatakan terdapat beberapa efek samping dari terapi ini.
"Efek samping terapi, yang bisa terjadi satu saja, berbarengan atau kombinasi dari semuanya yaitu bentol, gatal (toleransi tubuh), panas di tempat yang disengat, merah seperti melepuh, dan nyeri. Tapi, kelima efek samping itu terjadi hanya di tempat yang disengat," jelas Wima yang mengenyam pendidikan akupuntur umum dan akupuntur kecantikan di Yayasan Akupuntur Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan alergi sengatan lebah sekitar 50 persen. Tapi jika tidak ada alergi, maka kemungkinan alergi 1-2 persen," ujarnya kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (21/8/2013).
Wima menjelaskan tanda jika pasien mengalami alergi maka wajahnya akan pucat dan mengalami gatal terutama di tangan dan juga berkeringat. Nah, jika demikian pasien tidak boleh pulang selama 3 jam untuk diberi antistamin.
Jika demikian adakah pantangan dalam melakukan terapi ini? Lulusan pendidikan biologi Universitas Soedirman, Purwokerto ini kembali menerangkan pantangan dari terapi ini adalah tidak boleh diurut.
"Urut akan membuat jalannya venom tidak alami lagi karena sebenarnya salah satu fungsi venom yaitu bisa mendeteksi penyakit lain. Misalkan baru disengat ada sesak di dada berarti ada indikasi penyakit jantung. Tapi kalau diurut justru pendeteksiannya itu tidak alami lagi," terangnya.
Ia pun menambahkan, selain itu dalam terapi ini jangan mengonsumsi obat antistamin. Sebab menurutnya antistamin akan membuat fungsi venom turun.
(vit/vit)











































