Bentol, Gatal, Panas, Daftar Efek Samping Terapi Lebah

Terapi Kesehatan dengan Binatang

Bentol, Gatal, Panas, Daftar Efek Samping Terapi Lebah

Radian Nyi Sukmasari, Erninta Afryani Sinulingga - detikHealth
Rabu, 21 Agu 2013 13:56 WIB
Bentol, Gatal, Panas, Daftar Efek Samping Terapi Lebah
Foto: Dian/detikHealth
Jakarta - Beberapa orang yang putus asa dengan pengobatan medis, entah karena biaya yang dianggap mahal atau karena tidak juga sembuh, pengobatan alternatif pun menjadi pilihan. Terapi sengat lebah misalnya, pengobatan alternatif yang cukup populer. Meski beberapa orang cocok dengan terapi ini, namun bukan berarti terapi sengat lebah tidak memiliki efek samping.

Drs. Wima Mulaji Harsono, Akp dari Klinik Terapi Sengat Lebah di jalan Dermaga, Duren Sawit, Jakarta Timur mengatakan terdapat beberapa efek samping dari terapi ini.

"Efek samping terapi, yang bisa terjadi satu saja, berbarengan atau kombinasi dari semuanya yaitu bentol, gatal (toleransi tubuh), panas di tempat yang disengat, merah seperti melepuh, dan nyeri. Tapi, kelima efek samping itu terjadi hanya di tempat yang disengat," jelas Wima yang mengenyam pendidikan akupuntur umum dan akupuntur kecantikan di Yayasan Akupuntur Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, jika reaksi terjadi di tempat lain berarti ada masalah kesehatan lainnya. Namun, semua reaksi tersebut juga hanya terjadi sementara, khusunya jika pasien memiliki riwayat alergi.

"Kemungkinan alergi sengatan lebah sekitar 50 persen. Tapi jika tidak ada alergi, maka kemungkinan alergi 1-2 persen," ujarnya kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (21/8/2013).

Wima menjelaskan tanda jika pasien mengalami alergi maka wajahnya akan pucat dan mengalami gatal terutama di tangan dan juga berkeringat. Nah, jika demikian pasien tidak boleh pulang selama 3 jam untuk diberi antistamin.

Jika demikian adakah pantangan dalam melakukan terapi ini? Lulusan pendidikan biologi Universitas Soedirman, Purwokerto ini kembali menerangkan pantangan dari terapi ini adalah tidak boleh diurut.

"Urut akan membuat jalannya venom tidak alami lagi karena sebenarnya salah satu fungsi venom yaitu bisa mendeteksi penyakit lain. Misalkan baru disengat ada sesak di dada berarti ada indikasi penyakit jantung. Tapi kalau diurut justru pendeteksiannya itu tidak alami lagi," terangnya.

Ia pun menambahkan, selain itu dalam terapi ini jangan mengonsumsi obat antistamin. Sebab menurutnya antistamin akan membuat fungsi venom turun.

(vit/vit)
Terapi Kesehatan dengan Binatang
12 Konten
Ketika sakit, beberapa orang tidak hanya mengandalkan pengobatan medis. Pengobatan dengan mengandalkan hewan tertentu pun dilakukan. Yuk, simak ulasan terapi menggunakan hewan.

Berita Terkait