"Setiap orang memiliki titik erotis yang berbeda-beda. Titik ini sebenarnya hanya titik yang lebih sensitif di kulit di mana terdapat saraf-saraf tepi. Karena adanya di kulit maka biasanya titik ini bisa dirasakan melalui adanya sentuhan, rabaan, usapan, dan pijatan," terang dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpKFR, MKes, ketika berbincang dengan detikHealth, seperti ditulis Rabu (18/9/2013).
Lebih lanjut pakar rehabilitasi seksual ini pun memaparkan bahwa secara umum pria maupun wanita memiliki titik erotis yang sama seperti di daerah sekitar bibir, mata, leher, belakang telinga, dada atau payudara, perut, sepanjang tulang belakang, sekitar alat kelamin, anus, paha bagian dalam, betis, dan jari-jari kaki. Hal ini cukup mengejutkan mengingat banyak pasangan percaya ada perbedaan zona erogen dalam tubuh atau pasangan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu benarkah hanya dengan menyentuh titik-titik tersebut dapat meningkatkan kemungkinan orgasme? Untuk yang satu ini, dr Ferry sepertinya kurang sependapat.
"Inilah pentingnya komunikasi bagi pasangan, terutama pasangan yang baru menikah. Jangan sungkan untuk eksplorasi tubuh pasangan masing-masing. Saling terbuka, karena tanpa adanya sikap saling terbuka maka orgasme akan semakin sulit terjadi," saran dr Ferry.
"Kalau misalnya tidak suka bagian tubuh tersebut disentuh oleh pasangan, bilang. Atau misalnya mau di bagian tubuh yang lain yang disentuh, bilang juga dengan pasangannya," tambahnya.
Dengan kata lain, pada pasangan tertentu, orgasme memang bisa diperoleh hanya dengan memanfaatkan titik-titik erotis dalam tubuh pasangannya, ada juga yang tidak. Tapi bagi pasangan secara umum, zona erogen ini hanyalah salah satu alat bantu untuk mencapai kenikmatan orgasme bersama pasangan.
(vit/vit)











































