"Minum dua kali setahun atau tiap enam bulan itu sudah cukup efektif ya, tapi ya harus diimbangi dengan gaya hidup sehat. Lingkungan yang bersih, tidak kotor, kumuh, sanitasi baik. Kalau minum obat cacing rutin tapi lingkungan masih kotor itu bisa mengakibatkan reinfeksi ya sama aja," terang Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Sp.Par(K) saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (25/9/2013).
Namun sebenarnya tak setiap orang harus mengikuti anjuran tersebut, terutama bila gaya hidup dan lingkungannya sudah lekat dengan kesehatan dan kebersihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang dimaksud dr Ari dengan 'orang-orang yang berisiko' antara lain:
1. Orang yang hidup di lingkungan kumuh, seperti pinggir kali atau yang masih banyak tanah.
2. Orang yang bekerja tanpa menggunakan alas kaki, seperti petani.
3. Anak-anak yang sering bermain tanah.
4. Orang-orang yang suka makan lalapan tak bersih.
"Pasien saya dari kalangan menengah ke atas, pernah ditemukan cacing di usus besarnya. Ini karena makan lalap-lalapan yang tidak bersih, mengandung telur cacing dan masuk perut," papar dr Ari.
Apalagi jenis cacing tertentu seperti cacing gelang dan cacing tambang juga kerap menjadi mainan anak-anak, atau sering dijadikan umpan untuk memancing. Kondisi ini bisa membuat orang rentan mengalami cacingan, bila tak membersihkan tangannya dengan air dan sabun usai memegang cacing.
"Tapi kalau hidupnya bersih, dosisnya (minum obat cacing) cukup 1 tahun sekali. Orang yang hidup di kota memang kejadian cacingan lebih rendah, karena sudah banyak aspal," tutup dr Ari.
(vit/mer)











































