Luka menghitam itu seringkali disebut dengan gangrene. Gangrene ditandai dengan jaringan yang mati berwarna kehitaman dan berbau busuk karena adanya pembusukan oleh bakteri.
Awalnya daerah yang terkena akan berwarna merah, tetapi lama kelamaan berubah menjadi cokelat, dan apabila sudah parah akan berwarna hitam, yang menandakan jaringan sudah mati. Namun sebenarnya gangrene tak lain salah satu gejala turunan dari diabetes yang disebut peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit pembuluh darah tepi. Penyakit ini diawali dengan sumbatan pada pembuluh darah, biasanya di kaki. Pasien diabetes yang kakinya mengalami PAD ini seringkali disebut dengan kaki diabetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian terluka, lukanya tidak sembuh-sembuh. Bahkan lukanya bisa semakin parah, meluas, dan busuk. Karena aliran darah tidak lancar, sehingga tidak terjadi proses penyembuhan," tambahnya.
Lalu mengapa banyak pasien diabetes yang mengalami gangrene? "Karena biasanya orang tidak bisa berobat akibat faktor biaya. Apalagi berobat seperti itu enggak bisa hanya sekali. Jadi ya bisa sampai membusuk dan ini harus diamputasi," tutur dr Agastja Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM, dokter yang berpraktik di RS Polri Kramat Jati dan RS Selapa Polri Lebak Bulus saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (13/11/2013).
Jika tak keburu diamputasi, dikhawatirkan luka yang ada pada organ diabetesi akan semakin parah dan membahayakan kondisi bagian tubuh lainnya. Luka itu bisa saja menjadi tempat bersarangnya kuman yang menyebabkan infeksi pada organ yang sudah membusuk malah semakin membesar.
Untuk itu agar tidak terjadi komplikasi seperti gangrene pada diabetesi, dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD. dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo menekankan pentingnya deteksi dini. "Dan bagi para diabetesi, perlakukanlah kaki seperti wajah, selalu diperhatikan setiap hari kalau-kalau ada perubahan misal kapalan atau ada jamur, segera diobati," imbuhnya.
(up/vit)











































