Dr. dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K) dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (7/5/2014) memaparkan gejala dari infeksi nifas adalah:
1. Demam ringan sampai tinggi.
2. Rasa nyeri (tegang), terutama di bagian bawah perut (di daerah rahim).
3. Lokia berbau busuk, dan berwarna darah agak kekuningan (karena bercampur dengan nanah).
4. Terjadi kelumpuhan pada otot rahim, yang disebut sub-involusi. Akibatnya, perut akan terlihat bengkak dan kembung, bahkan dapat menimbulkan perdarahan.
Sedangkan penyebab dari infeksi nifas adalah:
1. Proses persalinan yang tidak bersih atau tidak memenuhi standar kebersihan. Kuman bisa masuk ke dalam rahim melalui sarung tangan atau alat-alat rumah sakit yang kurang steril.
2. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/ macet terutama dengan ketuban pecah lama, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, dan manipulasi yang berlebihan.
3. Sebagian kecil dari plasenta ada yang tertinggal di rahim, menyebabkan pembusukan dan tumbuhnya kuman.
4. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan banyak, diabetes, preeklamsia, malnutrisi, dan anemia.
Ketika ingin mengatasi infeksi nifas ini, harus dilihat berdasarkan kelompoknya, yaitu:
1. Anemia
"Waspadai perdarahan berkepanjangan, anemia yang tidak segera di atasi. Pencegahannya dengan konsumsi cukup kandungan zat besi dan vitamin sebelum dan selama hamil," terang dr Budi.
2. Perdarahan
"Waspadai tinggi rahim naik, tekanan darah menurun, denyut nadi cepat. Pencegahannya dengan pemantauan cermat dokter atau bidan selama dua jam pertama setelah persalinan atau lebih, sering buang air kecil dan lakukan inisiasi menyusu dini agar kontraksi rahim berjalan dengan baik," paparnya.
3. Preeklampsia atau eklampsia
"Waspadai tekanan darah tinggi, pembengkakan kaki dan kandungan protein tinggi dalam urin, karena bisa menyebabkan pembuluh darah otak pecah dan pembengkakan paru-paru. Pencegahannya dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang, batasi konsumsi makanan berlemak dan kolesterol tinggi, periksa rutin kehamilan," tutur dr Budi.
4. Infeksi
"Waspadai muncul demam tinggi, cairan lokia berbau tidak sedap atau berubah warna yang tidak lazim, muncul gejala perdarahan, nyeri pada vagina dan perineum. Pencegahannya jangan berhubungan seks sebelum masa nifas betul-betul berakhir, jaga kebersihan dan kesehatan daerah sekitar vagina, ganti pembalut sesering mungkin," kata dr Budi sembari memberi saran.
(vit/vit)











































