Pengakuan beberapa ibu yang pernah melakukan operasi caesar mengatakan bahwa nyeri selepas melakukan operasi masih muncul berbulan-bulan hingga bertahun-tahun kemudian. Meski tidak menimbulkan nyeri hebat, nyeri sesaat tersebut nyatanya berpotensi mengganggu aktivitas sang ibu, terutama ibu yang bekerja.
Ditanyakan tentang hal tersebut, dr Febriansyah Darus SpOG(K) dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa nyeri yang muncul pada bekas operasi caesar yang dialami oleh ibu-ibu tersebut termasuk wajar dan tidak berbahaya.
"Itu wajar, dan tidak berbahaya. Proses penyembuhan luka itu kan banyak sekali faktornya," tutur dr Febriansyah ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (7/5/2014).
Menurutnya, proses penyembuhan luka untuk bagian luar tubuh memang cepat, sehingga bekas luka operasi caesar memang biasanya cepat kering. Namun menurutnya yang patut dicatat adalah proses mengembalikan organ tubuh bagian dalam sesuai fungsi normalnya. Proses tersebut memang membutuhkan waktu yang lumayan lama, antara 1 hingga 2 tahun.
Senada dengan dr Febriansyah, dr Prima Progestian, SpOG dari RSIA Muhammadiyah Taman Puring pun mengatakan bahwa nyeri bekas luka operasi memang wajar dirasakan oleh ibu yang pernah melakukan operasi caesar. Namun menurutnya harus dicari dahulu apa sebenarnya penyebab nyeri tersebut.
"Nyeri itu biasanya karena tertarik, ada kelengketan antara bekas operasi pada salah satu organ seperti usus atau organ lainnya," ucap dr Prima ketika dihubungi secara terpisah.
Lalu apakah ada faktor kelalaian dokter sehingga ibu yang melahirkan dengan operasi caesar masih mengalami nyeri? dr Prima lagi-lagi mengatakan bahwa harus dicari dahulu penyebab nyeri, baru bisa ditentukan apakah dokter melakukan kelalaian atau kesalahan ketika melaksanakan operasi.
Ia menjelaskan bahwa daya sembuh setiap orang itu berbeda-beda, sehingga pada beberapa orang memang rasa nyeri akan datang sekali-sekali. Namun pada yang daya sembuhnya cepat, tidak ada keluhan seperti itu.
dr Prima melanjutkan bahwa memang salah satu penyebab nyeri tersebut muncul adalah kelalaian dokter, namun bukan dalam skala malpraktek atau pun salah tindakan.
"Misalnya dokternya kerjanya jorok atau tidak halus sehingga membuat banyak kelukaan-kelukaan kecil pada operasi. Operasinya tidak bersih, atau dari segi tekniknya tidak halus," ungkapnya.
(vit/vit)











































