"Toilet training bisa dimulai saat anak usia 18 bulan, karena di usia ini anak sudah mulai mengerti instruksi, keterampilan motoriknya sudah cukup baik, dan anak sudah mulai menyerap kebiasaan yang diatur padanya," tutur dr Marissa TS Pudjiadi.
Dikatakan dokter yang praktik di RS Premiere Jatinegara ini, ada tanda-tanda siap atau tidaknya anak dilatih toilet training, demikian dikatakan dr Marissa saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (14/5/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dr Rifan Fauzie SpA dari RSAB Harapan Kita mengungkapkan bahwa intensitas ngompol pada anak seharusnya sudah mulai berkurang sejak mereka berusia tiga tahun. Tapi kembali lagi tergantung dari kondisi fisik dan psikologis anak.
"Kita harus tahu penyebabnya apa. Sering sekali anak dengan psikologi yang melebihi kemampuan adaptasi, misalnya sering dimarahi, depresi, bisa ngompol di malam hari. Apalagi kalau suasana di rumah tidak nyaman dan membuat anak stres," kata dr Rifan.
Namun ada juga faktor lain, misalnya infeksi saluran kemih yang menyebabkan anak sulit menahan pipis. Terkadang infeksi saluran kemih menimbulkan gejala sering buang air kecil seperti anyang-anyangan sehingga saat si kecil tidur ia pun mengompol.
Lantas, bagaimana dengan kepercayaan bahwa memberi capung ke pusar anak akan membuatnya berhenti ngompol? "Sebenarnya tidak ada hubungannya. Mungkin dampak psikologisnya adalah orang tua mengajarkan ke anak kalau digigit capung nanti dia tidak ngompol lagi sehingga secara psikologis anak jadi yakin bahwa ia tidak akan ngompol lagi," kata dari Rifan.











































