Perlu Ada Sertifikasi Kompetensi, Tak Semua Orang Bisa Buka Praktik Bekam

Jakarta - Saat ini sudah banyak dijumpai klinik-klinik yang menyediakan praktik bekam, tak sedikit pula yang mengklaim dapat mengobati berbagai jenis penyakit. Padahal untuk bisa membuka praktik bekam diperlukan adanya sertifikasi kompetensi lho.

Menurut Nurhayati Abbas, konsultan dan terapis Rumah Sehat Herba, untuk membuka klinik dan praktik tidak bisa sembarangan. Selain itu, harus ada juga sertifikasinya.

"Kalau cuma dari buku terus dipraktikkan ke orang lain itu agak berbahaya. Untuk membuka klinik dan lain-lain enggak bisa, harus ada sertifikasinya," terang Nurhayati kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (20/8/2014).

Faktor yang menjadi prioritas adalah sterilisasi. Bekam menurut Nurhayati berhubungan dengan darah, oleh sebab itu seseorang harus paham betul mengenai sterilisasi alat, kebersihan terapis, dan kondisi tertentu yang membuat seseorang tidak bisa dibekam.

"Kalau kita alat-alatnya dicuci tiga kali. Pertama pakai campuran chlorin, kedua deterjen, terus dibilas air mengalir. Setelah itu alat dipanaskan 15 menit di alat sterilisasi. SOP-nya (Standard Operating Procedure -red) itu ada," tutur terapis Rumah Sehat Herba yang terletak di Ruko BLU Plaza No. 3, Bekasi Timur, ini.

Jika dilakukan dengan asal dan tanpa sertifikasi kompetensi, kesehatan pasien bisa jadi taruhannya. Bekam sebagian besar dilakukan di sepanjang tulang belakang, yang memiliki banyak saraf halus.

"Kalau penarikan dilakukan terlalu kencang dan pasien itu punya masalah saraf maka sarafnya bisa ketarik, bergeser, dan rusak," tuturnya.

(ajg/up)