Untuk melindungi telinga dari masuknya debu, bakteri dan partikel asing yang dapat menyebabkan kerusakan, saluran telinga memiliki kelenjar yang menghasilkan kotoran telinga. Kotoran dapat perlahan keluar atau bisa dikeluarkan dengan membersihkan telinga. Namun terkadang kotoran bisa mengeras dan menumpuk sehingga mengganggu kesehatan telinga.
Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) dari RS Bintaro, dr Siti Faisa Abiratno, SpTHT, Msc, mengatakan setiap orang memiliki produktivitas kotoran telinga yang berbeda. Karena produkivitasnya beragam maka tiap individu harus mengetahui kapan saatnya membersihkan telinga.
"Nggak ada panduan harus kapan bersihin telinga karena produksi telinga tiap orang kan beda-beda. Tergantung jadinya, ada orang yang berbulan-bulan juga tetap bersih telinganya. Ada juga yang cuma dua minggu sudah harus dibersihkan. Nah, kan kalau sudah begini orangnya kan bisa ngira-ngira sendiri kapan dia harus bersihin telinganya," kata dr Siti kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (1/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kotoran telinga pada dasarnya terbentuk karena minyak alami serumen menangkap debu atau kulit mati yang ada di telinga. Serumen berfungsi sebagai pelicin atau lubrikasi kulit telinga sama seperti halnya dengan fungsi air mata untuk membasahi kedua mata. Makin lama berbagai macam kotoran akan terikat oleh serumen dan terbentuklah kotoran telinga.
"Sebenarnya aktivitas luar bisa berpengaruh karena ada debu misalnya. Tapi, faktor utama yang mempengaruhi itu kelenjar kulit telinga yang memproduksi kotoran," tambah dr Siti.
Secara normal kotoran bisa keluar dengan sendirinya atau bisa dibantu dengan menggunakan alat pembersih. Namun terkadang kotoran bisa mengeras di dalam liang telinga dan menyebabkan sumbatan. Jika tidak dibersihkan dr Siti mengatakan hal tersebut akan mengganggu kemampuan pendengaran seseorang.
"Paling ya memang bisa mengganggu pendengaran karena kan itu jadi tertutup kotoran ya telinga kita. Suara tidak bisa masuk dengan sempurna," papar dr Siti.
Meski bisa mengganggu, menumpuknya kotoran telinga dikatakan oleh dr Siti tidak akan sampai membuat seseorang tuli. Ia mengatakan pada telinga dengan kotoran menumpuk pendengaran dapat terganggu sekitar 30 desibel. Gangguan pendengaran dengan tingkat 30 desibel masih masuk dalam kategori gangguan pendengaran ringan.
(vta/vta)











































