dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Center Denpasar mengatakan bahwa memang benar cacing kremi menjadi penyebab utama gatal di sekitar anus. Namun, tak hanya cacing kremi, lemak yang ada di sekitar anus pun dapat memicu gatal-gatal.
"Selain cacing kremi, lemak yang ada di sekitar juga dapat menimbulkan rasa gatal," tutur dr Nyoman ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (29/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengobatannya yang dilakukan pun harus sesuai diagnosis dokter. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menggunakan salep yang dioleskan di bagian yang gatal. Namun jika tak kunjung hilang, dokter akan memberikan obat minum untuk menghilangkan radangnya.
"Cara menghilangkan gatalnya bisa dengan menggunakan salep atau bisa meminum obat anti radang untuk menurunkan radangnya," paparnya lagi.
Akan tetapi jika memang gatal disebabkan oleh cacing kremi, Prof dr Supargiyono, DTM&H, SU, SpPar(K), Kepala Bagian Parasitologi FK UGM, mengatakan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah cacing kremi betina. Dikatakannya bahwa cacing kremi betina mempunyai sifat yang sangat unik.
"Cacing kremi betina itu unik. Dia meletakkan telurnya di bagian luar usus yaitu dekat dubur. Makanya dubur sering terasa gatal," tuturnya seperti pernah diberitakan detikHealth sebelumnya.
Tentu saja untuk menghilangkan gatal-gatal karena caing kremi harus menghilangkan cacing kreminya terlebih dahulu. Caranya bisa dengan meminum obat yang diberikan dokter.
Ia juga menegaskan bahwa jangan sekali-kali menggaruk anus yang gatal karena cacing kremi. Selain karena dapat menimbulkan iritasi, menggaruk anus yang gatal bisa menempel di tangan dan berpotensi melakukan penularan pada orang lain.
(mrs/vit)











































