"Miras oplosan kan kandungannya macam-macam bukan hanya jamu saja, tapi yang terbanyak ialah kandungan metanol dan alkohol tinggi. Metanol dapat memberikan efek ke mata, sementara kandungan alkohol yang sangat tinggi (70 persen - 75 persen) kalau diminum, dalam waktu empat jam saja bisa berefek samping muntah darah," kata Abdul saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (7/1/2015).
Meski ada beberapa jamu yang mengandung bahan beralkohol, namun kandungannya berbeda dari miras oplosan. Abdul mengatakan kadar alkohol yang ada pada jamu hanya sekitar lima persen sampai 15 persen dan itupun harus sudah terdaftar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada miras oplosan tingkat alkoholnya sangat tinggi sehingga kandungan tambahan yang bermanfaat dari bahan jamu tidak akan efektif. Kandungan alkohol tinggi lebih mudah diserap oleh darah sehingga bukannya baik untuk tubuh tapi malah mendatangkan risiko kematian.
Lalu bagaimana agar aman membedakan jamu beralkohol dengan miras oplosan?
Abdul mengatakan salah satu caranya adalah dengan membeli jamu dari tempat terpercaya dan mengecek izinnya. Jamu yang beralkohol biasanya telah melewati pengawasan sehingga bisa ditemukan bahkan di tempat mewah seperti hotel.
"Sedangkan miras oplosan kan dibuatnya di rumahan, sementara yang dijual di hotel itu yang kadar metanol dan kadar alkoholnya telah diatur," kata Abdul.
Cara lainnya untuk membedakan bisa dilihat dari warna minuman. Abdul mengatakan biasanya campuran alkohol yang digunakan untuk miras oplosan sebenarnya bukan untuk dikonsumsi. Saat alkohol tersebut dikemas, beberapa pabrik memberikan pewarna sebagai tanda bahwa produknya itu bukan untuk dikonsumsi.
Contoh dari alkohol tersebut adalah disinfektan yang biasa digunakan untuk menjaga peralatan rumah sakit steril dan tiner.
(up/up)











































