Suntik hormon pertumbuhan umumnya dilakukan untuk menangani postur tubuh pendek yang dialami seseorang akibat dwarfisme atau stunting. Lalu, bagaimana jika suntik hormon dilakukan oleh mereka yang memiliki tubuh normal dan hanya ingin bertambah tinggi?
"Tidak disarankan orang yang normal pertumbuhannya melakukan ini karena untuk melakukan suntik hormon ini harus ada prosedur," tegas dr Em Yunir, SpPD, KEMD dari Divisi Metabolik Endokrin FKUI.
Prosedur yang dimaksud dr Yunir yaitu melakukan skrining terlebih dahulu. Setelah ada indikasi adanya hambatan pertumbuhan, baru yang bersangkutan diperbolehkan melakukan suntik hormon itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait suntik hormon pada orang dengan pertumbuhan normal, dr Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD dari FKUI-RSCM menuturkan jika suntik hormon diberikan pada orang dengan tulang epifisis di tengkorak yang sudah menutup tidak akan ada pengaruhnya pada tinggi badan.
"Tapi, jika diberikan pada anak-anak normal yang belum menutup tulang epifisisnya, bisa lebih tinggi tapi muncul gejala kelebihan hormon pertumbuhan," kata dr Wismandari.
Gejala lain yang muncul bisa saja meningkatnya kadar gula darah, kolesterol, bahkan pada laki-laki bisa tumbuh payudara. Sementara itu, pada pengidap dwarfisme, pemberian growth hormone tidak berbahaya.
"Tidak ada efek sampingnya kok dari pemberian suntik hormon. Penyuntikan hormon ini dilakukan secara langsung saja. Tidak melalui makanan atau yang lain," pungkas dr Wismandari.
(rdn/up)











































