Inspiratif! Perjuangan Gina Susui Anak dengan Celah Bibir dan Langit Mulut

Tantangan 'Spesial' Ibu Menyusui

Inspiratif! Perjuangan Gina Susui Anak dengan Celah Bibir dan Langit Mulut

Sapta Agung - detikHealth
Rabu, 05 Agu 2015 09:38 WIB
Inspiratif! Perjuangan Gina Susui Anak dengan Celah Bibir dan Langit Mulut
Foto: dokumentasi pribadi
Jakarta -

Menyusui bisa menjadi hal yang penuh tantangan bagi ibu. Terlebih ketika si kecil terlahir dengan kondisi tak biasa, salah satunya Celah Bibir Langit (CBL) atau yang dalam bahasa awam disebut bibir sumbing, seperti yang dialami Ginatri S Noer (30).

Istri dari penulis skenario film Salman Aristo ini baru mengetahui jika putra keduanya, Akar Randu Furqan (4) yang biasa dipanggil Bung memiliki bibir sumbing ketika USG 4D pada saat dua minggu sebelum kelahiran.

"Alhamdulillah kami mengetahui hal ini sehingga kami bisa mempersiapkan proses kelahiran dan menyusuinya. Karena ini adalah anak kedua kami, maka kami lebih siap dalam hal pengalaman dan tekad untuk ASI Eksklusif," kisah Gina saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (5/8/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama-tama, Gina dan suami menghubungi Nia Umar dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Kebetulan, sebelum hamil Gina sudah menjadi anggota AIMI. Dengan bantuan Nia, Gina bisa mempersiapkan mental dan menyediakan donor ASI untuk diberikan pada Bung sebelum ASI-nya keluar banyak. Gina juga dihubungkan dengan salah satu kawan yang bayinya CBL dan tetap bisa ASI Eksklusif.

Kedua, Gina dan Aris juga mendatangi konselor ASI untuk mendapatkan info bagaimana posisi menyusui bayi CBL. Awalnya, Gina ingin menyusui Bung secara langsung. Namun, karena posisinya cukup menantang, ia pun kesulitan untuk menyesuaikan. Akhirnya, Gina memutuskan untuk memberi ASI dengan metode Exclusive Pumping. Jadi, ASI dipompa dan diberikan kepada Bung dengan bantuan dot khusus.

"Kesulitan di awal adalah mengejar suplai ASI sesuai dengan perkembangan anak. Karena prinsip ASI makin sering kosong, makin banyak produksi, jadi saya memompa setiap anak menyusu. Termasuk ketika anak kami mengalami growth spurts (ingin menyusu terus), otomatis saya harus juga memompa terus," kata penulis skenario film Habibie&Ainun ini.

Baca juga: Tangguhnya Ibu-ibu Ini Menaklukkan Tantangan 'Tak Biasa' Saat Menyusui

'Bekerja keras' mengejar suplai ASI kerap membuat perut Gina kram hebat sebulan pertama pasca melahirkan. Karena sang dokter sudah memperingatkan risiko ini, Gina lantas meminta sang suami untuk terus mendukung agar ia tidak mengalami baby blues syndrome.

Untuk teknik menyusui bayi CBL, dikatakan Gina prinsipnya adalah meninggikan posisi kepala bayi agar ASI tidak masuk ke celah langit. Biasanya, posisinya agak duduk. Lalu, jari kelingking ibu masuk ke dalam mulut bayi untuk menutupi celah pada bibir, gusi, dan langit-langit mulut.

Untuk mensukseskan ASI eksklusif, teknik tersebut dikatakan Gina bisa berhasil pada beberapa ibu. Tapi, Gina sendiri memilih metode exclusive pumping. Jika anak sudah dioperasi celah bibirnya, ia bisa saja diberi ASI perah dengan disendoki.

"Kalau untuk dot khususnya, bisa didapat di apotek. Apalagi, sekarang sudah ada produk dot untuk CBL yang harganya cukup terjangkau," kata Gina.

Baca juga: Kisah Naniek, Tetap Tegar Merawat Putranya yang Lahir dengan Bibir Sumbing

Punya pengalaman berjuang demi ASI Eksklusif seperti Gina? Kirim ke redaksi@detikHealth.com, tersedia kenang-kenangan menarik bagi yang beruntung.

Anda juga bisa share pengalaman menyusui dan foto-foto ruangan laktasi kantor Anda melalui media sosial detikHealth dengan hashtag #AyofasilitASI. Bisa di Facebook: https://www.facebook.com/detikHealth atau di Twitter: @detikHealth atau melalui Instagram: detikhealth

(rdn/up)

Berita Terkait