dr Laksmi Duarsa, SpKK dari D&I Clinic Denpasar mengatakan kapalan terjadi karena pertumbuhan kulit yang berlebih. Penumpukan kulit ini terjadi karena sepatu atau alas kaki yang sempit membuat gesekan yang berulang-ulang.
"Nah ketika kapalan, kulit akan numpuk dan dia akan jadi flat tapi kadang bisa juga jadi lancip nusuk ke dalam yang akan menyebabkan rasa nyeri," tutur dr Laksmi kepada detikHealth dan ditulis Rabu (26/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga dikatakan oleh dr Eddy Karta, SpKK dari EDMO Clinic Jakarta Selatan. Ia mengatakan pada beberapa orang kapalan terjadi berulang-ulang karena struktur kaki mereka yang unik.
Mengatasi kapalan pun menurutnya susah-susah gampang. Pada kasus kapalan yang tidak terlalu tebal, obat seperti salep dan krim masih bisa digunakan. Salep dan krim berfungsi untuk melunakkan atau menipiskan bagian kulit agar tidak terlalu tebal.
Namun pada kasus ketebalan yang dalam, biasanya pasien akan mengeluh nyeri. Hal ini terjadi karena penebalan kulit menekan saraf telapak kaki. Pada kasus ini, salep dan krim tak ampuh lagi digunakan. Pembedahan minor untuk mengatasi kapalan ini disebut dr Eddy sebagai operasi eksisi.
"Area yang akan dibedah disuntik anestesi local, setelah itu menggunakan skapel dibuat sayatan tertentu seukuran kapalan yang mau dibuang, sisa area bekas kapalan ditutup kadang diperlukanĀ jahitan. Kurang lebih seminggu jahitan dibuka benangnya diangkat," terangnya.
Baca juga: Butuh Trik Hilangkan Bau Kaki? Begini Aturan Pakai Sepatunya (mrs/up)











































