Yuk simak mitos dan fakta tentang kolesterol yang perlu Anda tahu, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber dan ditulis pada Selasa (22/9/2015):
1. Orang Kurus Pasti Bebas Kolesterol Tinggi
|
Foto: Thinkstock
|
Bagaimana mungkin orang yang kurus bisa memiliki kolesterol tinggi? Mungkin saja bila yang bersangkutan banyak mengasup makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Karena itu, baik orang yang kurus atau gemuk, harus memeriksa kadar kolesterol secara teratur. Bagi orang yang berat badannya tidak mudah bertambah pun perlu memerhatikan berapa banyak lemak jenuh dan kolesterol yang dimakan.
2. Kolesterol Tinggi Bersifat Genetik
|
Foto: Thinkstock
|
Kadar LDL darah yang tinggi pada pasien familial hypercholesterolemia disebabkan oleh gangguan pada gen yang menyebabkan kolesterol yang beredar dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel. Nah, jika keluarga memiliki riwayat kolesterol tinggi, Anda perlu mengambil langkah preventif dan lebih proaktif untuk memeriksa dan menjaga kadar kolesterol.
3. Kolesterol Rendah Pertanda Sehat
|
Foto: Thinkstock
|
Meski kadar LDL rendah mengindikasikan tubuh sehat, studi terbaru menunjukkan orang-orang yang terkena kanker memiliki kadar LDL lebih rendah di tahun-tahun sebelum mereka didiagnosis kanker. Orang dengan kadar kolesterol darah rendah juga rentan terhadap infeksi, lebih lama pemulihannya jika terkena infeksi atau bahkan bisa meninggal akibat infeksi tersebut.
Kadar LDL yang terlalu rendah juga berisiko mengakibatkan depresi dan kegelisahan. Selain itu ibu hamil yang memiliki kadar kolesterol terlalu rendah, memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur dan memiliki berat lahir rendah. Mayo Clinic menyebut kalangan dokter juga masih berupaya mencari tahu apakah ada hubungan antara kolesterol rendah dengan risiko kesehatan lainnya.
Total kolesterol kurang dari 200 mg/dL dianggap sehat. Jika angka kolesterol total 200-239 mg/dL maka berada di perbatasan bahaya. Sedangkan level bahaya jika angkanya lebih dari atau sama dengan 240 mg/dL.
Untuk LDL, kurang dari 130 mg/dL dianggap baik. 130-159 mg/dL masuk dalam kategori perbatasan. Jika lebih dari atau sama dengan 160 mg/dL maka masuk kategori bahaya. Sementara bagi yang memiliki diabetes melitus, LDL kurang dari 100 mg/dL masih aman, dan bila 100-159 mg/dL sudah masuk ke kategori bahaya.
Jika Anda khawatir dengan kadar kolesterol Anda, lebih baik konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat menentukan kisaran kolesterol yang paling tepat untuk Anda.
4. Makanan Tinggi Lemak Pasti Tinggi Kolesterol
|
Foto: Thinkstock
|
Contoh sumber lemak dari tumbuhan adalah alpukat. Orang sering merasa takut untuk makan alpukat karena kadar lemaknya yang tinggi. Padahal lemak pada alpukat tidak mengandung kolesterol dan sangat baik untuk kesehatan karena mampu membantu menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung.
"Tentu asal makannya tidak dicampur dengan gula yang berlebih," pesan dr Iwan Surjadi Handoko dari Kalbe Nutritionals.
Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of The American Heart Association, responden yang mendapatkan mayoritas lemak dari alpukat maka kolesterol LDL atau kolesterol jahatnya akan turun 13 poin, dibandingkan dengan orang yang diet rendah lemak atau diet moderat lainnya yang bebas alpukat.
Untuk lemak hewani, dr Iwan mewanti-wanti sebaiknya lebih memilih ikan. Alasannya ikan mengandung lemak dan protein yang baik bagi kesehatan. "Apalagi Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan ikan," tambahnya.
5. Kolesterol Tinggi Hanya Dihadapi Orang Dewasa
|
Foto: Thinkstock
|
Penelitian telah menunjukkan aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah karena penumpukan plak kolesterol yang mengarah ke serangan jantung bisa terjadi sejak usia delapan tahun. The American Academy of Paediatrics merekomendasikan anak-anak yang obesitas, punya darah tinggi, dan riwayat keluarga terkena kolesterol sebaiknya mengecek kadar kolesterol sedini mungkin.
Para ahli menyarankan agar bayi yang diduga memiliki kondisi kolesterol tinggi secara genetik, melakukan tes kolesterol di usia 15 bulan. Cek kolesterol dini pada yang berisiko merupakan ide yang baik. Selain itu, anak-anak dengan kolesterol tinggi harus diet dengan membatasi lemak jenuh dan lebih banyak olahraga.
Halaman 2 dari 6











































