Secara biologis, pada pasien narkolepsi memang terjadi penurunan kadar zat penting dalam otak, yang disebut hipokretin.
"Zat kimia di otak ini tugasnya mengatur pola tidur dan siklus tidur. Kalau otak kekurangan zat ini, akibatnya membuat orang tidur di sembarang tempat," ungkap dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran kepada detikHealth dan ditulis Rabu (18/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Berkenalan dengan Narkolepsi, Pemicu Tidur Seenak Udel
Hal berbeda dikemukakan dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra Jakarta. Dari penelitian yang dibacanya pernah ada dugaan jika narkolepsi terjadi karena gangguan daya tahan.
"Di China dicurigai karena vaksin influenza yang diberikan kepada anak-anak yang menyebabkan mereka mengalami narkolepsi," paparnya.
Dari penelusuran detikHealth, kasus serupa rupanya juga ditemukan di Inggris, di mana sebagian anak mengalami narkolepsi setelah mendapat suntikan vaksin flu babi yang sempat dijadikan imunisasi wajib bagi anak-anak di sana.
Baca juga: Karena Vaksin Flu Babi, 800 Anak di Eropa Kena Penyakit Tidur Mendadak
Namun menurut dr Roslan Yusni Al Imam Hasan SpBS dari Mayapada Hospital, keduanya tidaklah berkaitan. "Kalau misalkan dari 100 yang disuntik kemudian 90 orang mengalami narkolepsi ini baru masalah. Kalau dari satu juta tapi yang kena cuma 1 ya nggak bisa dihubungkan," jelasnya.
dr Roslan atau lebih akrab disapa dr Ryu ini lebih sepakat bila narkolepsi cenderung didasarkan pada kondisi genetik. "Hanya pemicunya memang bermacam-macam. Bisa pola hidup, makanan, keracunan, infeksi, jatuh atau benturan, atau stroke," urainya saat ditemui secara terpisah.
(lll/vit)











































