dr I Gusti Nyoman Ayu Partiwi dari RS Bunda Jakarta mengatakan meski penyimpanan ASI donor sama dengan ASI perah dari ibu bayi, ASI donor mendapat perlakuan berbeda. Jika ASI perah beku cukup dicairkan sebelum diberi ke bayi, pada ASI donor meskipun tidak beku tetap harus dipasteurisasi.
"Yang masyarakat sering lakukan adalah saat menerima donor ASI tidak melakukan pasteurisasi, dan itu tidak aman. Jadi kita selalu bilang (ke penerima ASI donor) untuk melakukan pasteurisasi," kata wanita yang akrab disapa dr Tiwi ini saat berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Holder
Metode ini menggunakan unit pasteurisasi holder yang tersedia di pasaran. Nantinya, unit akan diisi air keran sampai level tertentu kemudian unit dinyalakan hingga air bersuhu 62,5 celcius. Nantinya, botol ASI donor dimasukkan ke dalam unit selama 30 menit.
2. Pretoria
Nama metode ini diambil dari nama ibu kota Afrika Selatan, Pretoria. Metode dengan prinsip merendam ASI donor dengan air mendidih ini dikembangkan untuk mengatasi masalah pemberian ASI pada bayi dari ibu yang mengidap HIV. Metode ini cukup mudah dan sederhana hingga bisa diterapkan Ayah dan Bunda di rumah.
3. Flash
Metode flash heating cukup sederhana dengan keperluan alat yang mudah dan bisa diaplikasikan di rumah. Prinsip metode ini adalah merebus air berisi botol dengan ASI donor sampai air mendidih.
| Metode | Holder | Flash Heating | Pretoria |
| Suhu | 62,5 C | 100 C | Air mendidih |
| Lama waktu | 30 menit | 5 menit | 20-30 menit |
| Membunuh bakteri | Ya | Ya | Ya |
| Membunuh virus HIV | Ya | Ya | Hampir |
| Membunuh virus HTLV | Ya | ? | ? |
| Membunuh virus Hepatitis B | Ya | ? | ? |
| Membunuh virus CMV | Ya | ? | ? |
| Faktor antimikroba rusak? | Menurun 40-70% | Tidak | Tidak (pada beberapa kasus) |
| Keutuhan kandungan vitamin | Vitamin B, C, E menurun | Utuh | Utuh |











































