Jakarta -
Ketulian karena bising atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai noise-induced hearing loss (NIHL) merupakan gangguan pendengaran yang bisa dialami siapa saja. Sifatnya pun bisa sementara atau permanen.
"Kalau tuli sementara ya setelah beberapa waktu nanti pendengarannya akan kembali. Tapi kalau tuli permanen, pendengarannya tidak kembali dan harus menggunakan alat bantu dengar," tutur dr Soekiman Soekin, SpTHT-KL, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL).
Dikatakan dr Soekirman, penggunaan headphone, bekerja di pabrik dan menonton konser musik merupakan faktor risiko utama terjadinya ketulian karena bising. Lalu, apa saja penyebab tak terduga seseorang bisa mengalami ketulian karena bising? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 di antaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dokter THT: Anak dan Remaja Paling Rentan Alami Ketulian Akibat Bising
1. Petasan dan kembang api
Foto: Dok. Polisi
|
Petasan dan kembang api lumrah dinyalakan ketika menyambut tahun baru atau acara penting lainnya. Namun jangan terlalu dekat dengan nyala petasan dan kembang api jika tak ingin kehilangan pendengaran.Ya, selain berisiko cedera luka bakar, petasan dan kembang juga memiliki suara yang cukup kencang, mencapai 150 desibel. Hal ini tentu saja bisa mengganggu pendengaran bahkan menyebabkan ketulian sementara.
2. Balon meletus
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Peneliti dari University of Alberta di Kanada meneliti ukuran bunyi yang dihasilkan dari ledakan balon dengan tiga cara yang berbeda. Yaitu, meletuskan balon dengan jarum, meniup balon hingga pecah, dan menekan balon hingga pecah.
Dalam studinya, peneliti menggunakan pelindung telinga, mikrofon bertekanan tinggi serta preamplifier. Hasilnya, suara ledakan yang terjadi dengan meniupkan balon hingga pecah hampir mencapai 168 desibel, yang artinya 4 desibel lebih keras dibandingkan dengan senapan.
3. Tinggal dekat bandara
Foto: AFP Photo/Karim Sahib
|
Tinggal dekat dengan bandar udara membuat seseorang sering mendapat pajanan bising yang kuat. Berdasarkan data, suara mesin jet pesawat bisa menimbulkan bising hingga 130 desibel.
Hmm, tak heran para pekerja ground handling di bandar udara selalu mengenakan earmuff ya.
4. Arena bermain anak
Foto: Getty Images
|
Arena bermain anak (arcade) memiliki ragam permainan mulai dari tembak-tembakan hingga balapan. Nah, suara yang dihasilkan oleh alat permainan ini sangat keras, bisa mencapai 90 desibel.
Padahal batas aman pajanan bising ke telinga adalah 80 desibel. Untuk itu, jangan ragu untuk menggunakan earmuff pada anak ketika bermain. Batasi juga waktu bermain tidak lebih dari 30 menit untuk mengurangi risiko ketulian.
Petasan dan kembang api lumrah dinyalakan ketika menyambut tahun baru atau acara penting lainnya. Namun jangan terlalu dekat dengan nyala petasan dan kembang api jika tak ingin kehilangan pendengaran.
Ya, selain berisiko cedera luka bakar, petasan dan kembang juga memiliki suara yang cukup kencang, mencapai 150 desibel. Hal ini tentu saja bisa mengganggu pendengaran bahkan menyebabkan ketulian sementara.
Peneliti dari University of Alberta di Kanada meneliti ukuran bunyi yang dihasilkan dari ledakan balon dengan tiga cara yang berbeda. Yaitu, meletuskan balon dengan jarum, meniup balon hingga pecah, dan menekan balon hingga pecah.
Dalam studinya, peneliti menggunakan pelindung telinga, mikrofon bertekanan tinggi serta preamplifier. Hasilnya, suara ledakan yang terjadi dengan meniupkan balon hingga pecah hampir mencapai 168 desibel, yang artinya 4 desibel lebih keras dibandingkan dengan senapan.
Tinggal dekat dengan bandar udara membuat seseorang sering mendapat pajanan bising yang kuat. Berdasarkan data, suara mesin jet pesawat bisa menimbulkan bising hingga 130 desibel.
Hmm, tak heran para pekerja ground handling di bandar udara selalu mengenakan earmuff ya.
Arena bermain anak (arcade) memiliki ragam permainan mulai dari tembak-tembakan hingga balapan. Nah, suara yang dihasilkan oleh alat permainan ini sangat keras, bisa mencapai 90 desibel.
Padahal batas aman pajanan bising ke telinga adalah 80 desibel. Untuk itu, jangan ragu untuk menggunakan earmuff pada anak ketika bermain. Batasi juga waktu bermain tidak lebih dari 30 menit untuk mengurangi risiko ketulian.
(mrs/vit)