"Kalau tuli sementara ya setelah beberapa waktu nanti pendengarannya akan kembali. Tapi kalau tuli permanen, pendengarannya tidak kembali dan harus menggunakan alat bantu dengar," tutur dr Soekiman Soekin, SpTHT-KL, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL).
Dikatakan dr Soekirman, penggunaan headphone, bekerja di pabrik dan menonton konser musik merupakan faktor risiko utama terjadinya ketulian karena bising. Lalu, apa saja penyebab tak terduga seseorang bisa mengalami ketulian karena bising? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 di antaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Petasan dan kembang api
|
Foto: Dok. Polisi
|
Ya, selain berisiko cedera luka bakar, petasan dan kembang juga memiliki suara yang cukup kencang, mencapai 150 desibel. Hal ini tentu saja bisa mengganggu pendengaran bahkan menyebabkan ketulian sementara.
2. Balon meletus
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Dalam studinya, peneliti menggunakan pelindung telinga, mikrofon bertekanan tinggi serta preamplifier. Hasilnya, suara ledakan yang terjadi dengan meniupkan balon hingga pecah hampir mencapai 168 desibel, yang artinya 4 desibel lebih keras dibandingkan dengan senapan.
3. Tinggal dekat bandara
|
Foto: AFP Photo/Karim Sahib
|
Hmm, tak heran para pekerja ground handling di bandar udara selalu mengenakan earmuff ya.
4. Arena bermain anak
|
Foto: Getty Images
|
Padahal batas aman pajanan bising ke telinga adalah 80 desibel. Untuk itu, jangan ragu untuk menggunakan earmuff pada anak ketika bermain. Batasi juga waktu bermain tidak lebih dari 30 menit untuk mengurangi risiko ketulian.
Halaman 3 dari 5











































