Warganet media sosial X menyoroti seorang pembuat konten TikTok yang membuat sebuah video 'tutorial skincare' menggunakan obat nyeri otot oles, detergen, hingga pewangi pakaian. Meski diduga konten tersebut hanya 'bait' untuk mendapatkan banyak penonton, tak sedikit warganet yang mengkhawatirkan hal tersebut benar-benar diikuti masyarakat.
Khususnya oleh anak-anak dan orang-orang yang memang memiliki pemahaman baik tentang kesehatan kulit.
"Mungkin sebagian orang bisa menganggap hanya sekedar konten dan tidak untuk ditiru, tapi beberapa orang menganggap ini sebuah tips (dilihat dari komentar ada yang tiru). Bbrapa orang udah kasih tau buat ngga bikin konten kaya gini, tapi kontennya masih lanjut dengan hal serupa," ucap akun @r*y_**_ di media sosial X.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika banyak video tutorial kecantikan banyak beredar di masyarakat, spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpKK menuturkan penting untuk masyarakat memilah milih sumber yang dipercaya. Sebaiknya, ikuti konten-konten dari orang yang memang kompeten di bidang kecantikan, misalnya tenaga medis atas dokter spesialis kulit.
Selain itu, dr Ruri juga meminta masyarakat untuk selalu memeriksa fakta sebelum benar-benar mencoba tips atau tutorial kecantikan dari media sosial.
"Jangan langsung mempraktikkan apa yang dilihat. Cari tahu lebih dalam, termasuk memahami bahan-bahan yang direkomendasikan dan efeknya pada kulit," kata dr Ruri, ketika dihubungi detikcom, Kamis (16/1/2025).
Ia menuturkan masyarakat juga harus berhati-hati dengan 'produk rumahan'. Gunakan produk-produk perawatan yang memang dirancang untuk kesehatan kulit.
Produk-produk non-kosmetik seperti detergen atau pewangi pakaian tentu tidak dirancang untuk kulit, sehingga tidak boleh digunakan sebagai alternatif dari skincare. Hal yang terpenting juga menurut dr Ruri adalah masyarakat tidak boleh gampang kemakan tren dari media sosial.
"Jika ragu, konsultasikan dengan dokter kulit sebelum mencoba metode atau produk yang belum pernah digunakan," ucap dr Ruri.
"Tidak semua konten yang viral itu benar atau aman untuk diikuti. Penting untuk mendahulukan kesehatan dan keselamatan dibandingkan mencoba sesuatu hanya karena sedang populer," tandasnya.
(avk/naf)











































